arrisalah13.blogspot.com - AMMAN – Tokoh gerakan jihad Yordania menyatakan serangan Barat yang diprediksikan terhadap Suriah menargetkan “proyek Daulah Islam” yang telah dibangun oleh gerakan jihad di Suriah selama dua setengah tahun ini, laporan koran elektronik Yordania Wathan pada Selasa (27/8/2013).

Pemimpin menonjol gerakan Salafi Jihadi Yordania, Syaikh Muhammad Syalabi Abu Sayyaf mengatakan serangan militer Barat tidak menargetkan rezim Bashar Asad yang kekuatan militernya mulai terbatas pada pasukan darat akibat serangan-serangan mematikan mujahidin. Namun serangan militer Barat menargetkan “proyek Daulah Islam”.
Dalam pernyataannya yang dimuat oleh situs Yordania, Khabirni, Abu Sayyaf menegaskan bahwa “serangan militer Barat yang ditunda-tunda dan terlambat itu memiliki tujuan-tujuan politis, sebenarnya tidak memiliki kepedulian terhadap rakyat Suriah yang telah dibantai selama dua setengah tahun”.
Abu Sayyaf menegaskan bahwa kelompok Jabhah Nushrah yang memiliki lebih dari 100 anggota dari warga Negara Yordania akan membalas setimpal setiap pihak yang menyerangnya.
Jabhah Nushrah, Harakah Ahrar asy-Syam al-Islamiyah, Harakah Al-Fajr al-Islamiyah, Harakah Al-Mutsanna al-Islamiyah, Daulah Islam Irak dan Syam, dan kelompok-kelompok jihad lainnya di Suriah bertujuan menegakkan Daulah Islamiyah di Suriah pasca tumbangnya rezim Nushairiyah Suriah. Secara fakta pemerintahan Daulah Islamiyah telah berjalan di propinsi Aleppo melalui lembaga Haiah Syar’iyah.
Rezim Nushairiyah Suriah semakin sempoyongan setelah basis utama pendukungnya di provinsi Lattakia menerima pukulan-pukulan mematikan mujahidin Islam dan mujahidin FSA sejak pekan keempat bulan suci Ramadhan 1434 H atau awal Agustus 2013 M. Belasan desa Nushairiyah, termasuk kota kelahiran Bashar Asad yaitu Qaradahah, telah jatuh ke tangan mujahidin.
Rezim Nushairiyah Suriah yang panik membalasnya dengan melakukan pembantaian massal dengan senjata kimia di distrik Ghautah Timur, provinsi pinggiran Damaskus dan kota Moadamiyah asy-Syam, provinsi Damaskus pada Rabu (21/8/2013). Lebih dari 1700 warga sipil muslim gugur dan 6000 lainnya cedera akibat serangan biadab tersebut.
Namun mujahidin Islam dan mujahidin FSA melakukan serangan balasan yang membuat rezim Bashar Asad sempoyongan di ibukota Damaskus. Bom mobil Jabhah Nushrah meluluh lantakkan posko militer Tha’mah di jalan raya Zamalka – Qabun, jalan raya yang menuju ibukota Damaskus pada Kamis (22/8/2013) pagi. Jabhah Nushrah juga menghujani desa-desa Nushairiyah di pinggiran Lattakia dengan 28 roket.
Sementara itu sembilan kelompok jihad, dipelopori Daulah Islam Irak da Syam, melancarkan operasi gabungan “gunung api pembalasan”. Selama dua hari, Senin (26/8/2013) dan Selasa (27/8/2013), mujahidin menembakkan lebih dari 100 roket dan mortar terhadap lebih dari 26 markas militer, asrama militer, dan posko militer rezim Nushairiyah Suriah di Damaskus. Gedung kedutaan besar Rusia di Damaskus tidak luput dari serangan mujahidin.
Tanpa ada serangan darat dan laut dari militer AS dan Barat sekalipun, rezim Nushairiyah Suriah telah sempoyongan oleh serangan-serangan mujahidin. Serangan militer AS dan Barat, jika benar akan dilakukan, bertujuan untuk merealisasikan tujuan-tujuan politis AS dan Barat sendiri. AS dan Barat ingin mencuri hasil jihad mujahidin Suriah.