Jumat, 25 April 2014

Hamas dan Fatah Bersatu, Israel Meradang


By on 23.06

Hamas dan Fatah Bersatu, Israel Meradang

arrisalah13.blogspot.com - Tel Aviv – Pemerintah Zionis Israel baru-baru ini memutuskan membekukan pembicaraan damai dengan otoritas Palestina. Keputusan itu diumumkan setelah dua organisasi besar perlawanan Palestina, Fatah dan Hamas, menyepakati mengakhiri perpecahan dan melakukan rekonsiliasi.
Perdana Menteri Israel, Giland Ardene, menyatakan menghentikan seluruh pembicaraan damai dengan Palestina. Dilansir laman anbamoscom.com, Kamis (24/04), ia menegaskan bahwa pihaknya tidak akan melanjutkan pembicaraan damai sehingga Otoritas Palestina membatalkan pembicaraan rekonsiliasi dengan gerakan Hamas.
Ardene menuduh presiden Palestina, Mahmud Abbas, menipu dan menyesatkan usaha pembicaraan damai dengan Israel. Otiritas Palestina juga dituduh melakukan upaya ‘politik teroris’ dengan melakukan rekonsiliasi dengan gerakan Hamas.
Perlu diketahui, pemerintah Israel dan sekutunya telah memasukkan gerakan Hamas yang saat ini memimpin di Jalur Gaza sebagai organisasi teroris.
Sebagaimana diberitakan, gerakan Fatah dan Hamas menandatangani kesepakatan untuk mengakhiri perpecahan. Kedua gerakan yang sebelumnya bertikai itu akan membentuk pemerintah baru dalam dengan pemilihan presiden dan parlemen secara simultan pada akhir tahun ini.
“Saya mengucapkan selamat kepada rakyat di akhir tahun-tahun perpecahan Palestina,” kata Perdana Menteri Gaza Ismail Haniyah dalam konferensi pers di rumahnya di Kota Gaza, yang juga dihadiri oleh anggota delegasi Fatah dipimpin Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), yang dikirim ke Gaza oleh Presiden Mahmoud Abbas seperti dilansir worldbulletin.
Haniyah mengatakan kedua belah pihak telah sepakat dengan ketentuan dua perjanjian sebelumnya, yang ditandatangani antara Fatah dengan Hamas di Kairo dan Doha.
Kata Haniyah, berdasarkan kesepakatan itu Abbas akan segera memulai konsultasi pembentukan pemerintah persatuan nasional yang direncanakan diluncurkan dalam waktu lima minggu.
Enam bulan setelah pembentukan pemerintah, akan digelar pemilihan presiden dan parlemen secara bersamaan di Jalur Gaza dan Tepi Barat, Haniyah menambahkan.
Pemilihan untuk dewan nasional PLO, katanya, juga akan diadakan pada waktu yang sama.

sumber : kiblat.net

0 komentar:

Posting Komentar