arrisalah13.blogspot.com - Sepekan terakhir, Jalur Gaza benar-benar membara. Ratusan ton bom-bom Israel yang ditembakkan melalui pesawat Israel melesak meluluhlantakkan Palestina. Israel sengaja menyasar penduduk sipil sebagai target, selain bangunan rumah warga Palestina.
Di sisi lain, pejuang Palestina tidak tinggal diam. Beberapa faksi pejuang Palestina berjuang, meladeni serangan Israel untuk menjaga darah dan kehormatan kaum muslimin. Meski serangan dari Palestina tak sedahsyat Israel, tapi perlawanan tersebut patut diacungi jempol.
Perlawanan rakyat Palestina perlu diapresiasi karena kondisi mereka yang minim. Puluhan tahun terkepung oleh negara-negara antek zionis namun masih mampu melakukan perlawanan. Untuk memasok senjata dan logistik saja, Palestina harus membuat terowongan bawah tanah. Hal itu dilakukan karena Mesir, si Antek Yahudi, menutup rapat-rapat pintu perbatasan.
Kebiadaban Israel menyerang Palestina seolah lagu lama yang diputar berulang tiap waktu. Korbannya selalu rakyat sipil Palestina. Saat pejuang menyerang balik Israel demi kehormatan darah kaum muslimin, label teroris segera melayang ke mereka. Alih-alih ditulis pejuang, situs-situs Barat malah menyebut pejuang sebagai teroris berbahaya.
Amerika Ingin Jadi Pahlawan Kesiangan
Setelah Israel puas menggempur Palestina. Puas membumi hanguskan Jalur Gaza dan membantai ratusan warganya, PBB dan Amerika segera memasuki panggung sandiwara.
PBB segera mengecam, Amerika segera menawarkan diri sebagai mediator gencatan senjata.
Obama segera menelepon Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Menyatakan diri siap menjadi mediator apabila diperlukan. Netanyahu sebelumnya mengatakan operasi militer Israel tetap berjalan maju sesuai rencana dan “tahapan-tahapan lebih lanjut akan dilaksanakan.”
PBB juga melakukan hal yang sama. Setelah Palestina berdarah-darah dihujani rudal, Sekertaris Jenderal (Sekjen) PBB, Ban Ki-moon akhirnya bereaksi terhadap serangan mematikan yang dilakukan militer Israel terhadap Gaza. Dia mengutuk serangan tersebut, karena banyaknya warga sipil yang tewas.
“Gaza adalah ujung tombak, di mana wilayah ini bisa menjadi sebuah pemantik bagi krisis yang lebih besar, yang akan sulit untuk dikontrol. Resiko berkembangnya kekersan ke level yang jauh lebih tinggi sangat nyata terjadi,” ungkap Ki-moon. Seperti dilansir VOA, Kamis (10/7/2014).
“Gaza, dan wilayah Palestina secara keseluruhan, sudah tidak bisa lagi menanggung efek dari perang ini,” Ki-moon menambahkan. Dia juga menyebut lonjakan kekerasan di Gaza adalah salah satu hal yang paling kritis yang dihadapi masyarakat di kawasan Timur Tengah.
Ki-moon rencananya akan mengadakan rapat darurat dengan Dewan Keamanan PBB untuk membahas situasi terkini di wilayah Gaza.
Namun apa yang terjadi? Sembari PBB rapat dan membahas Palestina, Israel tetap menggempur Palestina. Seandainya PBB dan Amerika berniat membantu, mereka akan melakukan jauh-jauh hari sebelum Israel menggempur Palestina. Dan memberi sanksi ke Israel. Namun itu tidak pernah terjadi!
Bagi saya PBB dan Amerika hanya kaki tangan dan penjilat pantat Israel. Pencuci tangan Israel yang berdarah-darah, agar bersih kembali seperti sedia kala.
Buktinya, saat Israel menggempur Gaza mereka diam seribu bahasa. Setelah puas dengan darah warga Palestina, Amerika dan PBB segera menawarkan gencatan senjata, seolah pahlawan yang dapat menghentikan serangan.
Setelah gencatan senjata, PBB segera mengecam Israel dengan seribu bahasa. Tak lebih dari itu!
Kecaman itu bisa menguntungkan dari beberapa sisi:
- PBB terlihat netral tidak memihak Israel, buktinya tetap mengecam kebengisan Israel (padahal sudah terlambat, dan selalunya terlambat, setelah Israel puas menyerang Palestina).
- Ada secercah harapan dari warga Palestina yang masih menggantungkan nasibnya ke PBB. Bahwa PBB mampu meredam konflik.
Setelah PBB masuk dan “merampungkan aksinya”, kehidupan kembali “normal”. Israel hanya diganjar kecaman. Begitu seterusnya kejadian tersebut berulang, hingga akhirnya Israel benar-benar merampas tanah Palestina tidak tersisa!
Demikianlah peran Amerika dan PBB yang sejatinya. Mereka adalah penjaga Israel yang sebenarnya. Hak veto Amerika benar-benar ampuh membasmi setiap celah yang ingin menjatuhkan Israel. Dan keputusan itu dilakukan sepenuhnya oleh PBB.
Ya Allah, hanya kepada-Mu lah kami memohon ampun dan meminta perlindungan. Dan Engkaulah sebaik-baik penolong…
sumber : lasdipo
ya Allah,, lindungilah agama, kami tidak ada daya ya Allah
BalasHapus