Dikawal Fatwa Ulama’ Ahlu Tsugur, Jabhah Nusrah Bebaskan 45 Tentara PBB
arrisalah13.blogspot.com - Damaskus – Mujahidin Jabhah Nusrah, afiliasi Al-Qaeda di Bumi Syam, telah membebaskan 45 pasukan penjaga perdamaian PBB dari tahanan pada Kamis (11/9). Dan kelompok itu menjelaskan alasannya dalam sebuah video yang dipublikasikan di media sosial.
Menurut laporan yang diterbitkan, sebelumnya Jabhah Nusrah mengeluarkan daftar tuntutan sebagai imbalan untuk membebaskan para sandera. Jabhah Nusrah dikabarkan ingin dihapus dari daftar organisasi teroris PBB.
Namun, Syaikh Dr Sami Al-Uraydi, Penaggung jawab dewan syar’i di Jabhah Nusrah, membantah tuntutan itu. Beliau adalah pembicara pertama dalam video itu.
Syaikh Dr Sami Al-Uraydi menegaskan, laporan yang “menyatakan bahwa Jabhah Nusrah menuntut agar nama mereka dihapus dari daftar teroris PBB” adalah “berita tidak berdasar.” Beliau melanjutkan dengan mengatakan bahwa Jabhah Nusrah tidak peduli tentang hal-hal tersebut, karena Jabhah Nusrah adalah bagian dari “konflik abadi antara kebenaran dan kebatilan,” dan “bagian dari sejarah jihad dari umat ini telah membentang selama berabad-abad yang lalu.
Pada akhirnya, Jabhah Nusrah tidak menginginkan konsesi apapun. Mengapa?
Syaikh Al-Uraydi mengatakan, bahwa “Seorang saudara kami telah memberikan jaminan keamanan kepada para tawanan,” yang berarti bahwa ia telah berjanji kepada pasukan penjaga perdamaian bahwa mereka tidak akan disandera.
Ketika Jabhah Nusrah mengetahui hal ini, Syaikh Al-Uraydi mengatakan, mereka mendiskusikan masalah itu ke beberapa ulama’ dan kemudian kepada Syaikh Abu Muhammad Al-Maqdisi, ulama’ mujahid Yordania.
“Syaikh Al-Maqdisi memberi kami izin untuk menyebut namanya dalam publikasi ini,” kata Syaikh Al-Uraydi.” Beliau memberi kami fatwa, semoga Allah membalasnya, bahwa apa yang terjadi telah berada di bawah pakta keamanan, dan itu harus dipatuhi.”
Oleh karena itu, Jabhah Nusrah membebaskan para sandera.
Jabhah Nusrah berada dalam posisi yang memungkinkan untuk meminta setidaknya beberapa konsesi (tuntutan). Namun, menurut laporan pers, Jabhah Nusrah tidak menginginkan apa-apa sebagai imbalan. Seorang juru bicara PBB mengatakan bahwa Jabhah Nusrah tidak meminta uang tebusan dan tidak ada yang dibayar.
Keuntungan yang Didapat dari Membebaskan sandera
Bahkan tanpa menerima konsesi apapun, Jabhah Nusrah telah mengumpulkan beberapa keuntungan dari membebaskan sandera.
Jabhah Nusrah mengatakan mereka berperang untuk menerapkan hukum syariah di Suriah, dan bahwa ketaatan kepada syariah Allah melampaui kepentingan mendesak.
Syaikh Al-Uraydi menceritakan tentang Syaikh Abu Musab Az-Zarqawi rahimahullah, mantan amir Al-Qaeda di Irak. Beliau menceritakan, mujahidin Al-Qaeda Irak menangkap tiga warga Amerika dan seorang penerjemah Irak, tetapi membebaskan mereka setelah ia mengetahui bahwa saat itu Amerika telah memasuki Fallujah di bawah Pakta keamanan dengan Muslim lokal. Syaikh Az-Zarqawi kemudian menyerahkan masalah itu kepada komite syariah, yang memutuskan bahwa warga Amerika harus dibebaskan.
Cerita ini dimaksudkan untuk menjadi analog dengan keputusan Jabhah Nusrah untuk melepaskan pasukan penjaga perdamaian.
Setelah mendengar putusan dari Syaikh Al-Maqdisi dan ulama lainnya, Syaikh Al-Jaulani mengatakan: “Jika Syariah Allah yang membebaskan mereka, maka saya merasa terhormat untuk membebaskan mereka sebagai bentuk ibadah kepada Allah.”
“Seperti itulah pemimpin jihad,” kata Syaikh Al-Uraydi, mengacu pada Syaikh Az-Zarqawi dan Syaikh Al-Jaulani, “mereka keluar berjihad semata-mata untuk mematuhi syariah Allah.”
Tokoh Jabhah Nusrah lainnya, seorang dokter yang dikenal sebagai Abu Musab, menceritakan kisah serupa dalam video. Dia mengatakan bahwa keduanya, Syaikh Zarqawi dan Jabhah Nusrah tidak membunuh tawanan mereka, yang berada di bawah pakta keamanan, karena itu bertentangan dengan hukum syariah.
Sebelumnya, Jabhah Nusrah juga telah membebaskan warga Amerika lainnya, Peter Theo Curtis, dari tahanan pada akhir Agustus.
Menjelang akhir video, Jabhah Nusrah menayangkan juru bicara dari sandera yang berwarga negara Fiji, “Kami telah diberitahu bahwa akan segera dibebaskan dan kami semua sangat senang bisa pulang,” katanya. “Omong-omong, kami semua aman dan hidup, dan kami berterima kasih kepada (Jabhah Nusrah) karena telah menjaga kami tetap aman dan tetap hidup. Aku ingin meyakinkan kalian bahwa kami belum dirugikan dengan cara apapun.”
sumber : lasdipo
0 komentar:
Posting Komentar