Jenderal SBY saat mencoba senjata di Mako Kopassus
Jakarta - Bila ada penanggulangan teror, yang
pertama terlintas pasti nama Densus 88. Ya, satuan khusus kepolisian ini memang
dikenal vokal dalam pemberantasan terorisme. Sebenarnya masih ada beberapa
satuan khusus selain Densus 88. Salah satunya adalah Sat-81 Gultor. Selain
lebih piawai, mereka juga lebih berprestasi.
Berikut sekilas pandang tentang
satuan khusus yang menginduk pada Kopassus ini.
Satuan
81/Penanggulangan Teror atau disingkat Sat-81 Gultor adalah satuan dalam
Kopassus yang komposisinya setingkat dengan Grup. Satuan ini
dibentuk oleh Kabais ABRI dan diresmikan pada 30 Juni 1982 dengan
nama Detasemen 81 (Den-81) Kopassandha. Satuan ini dibentuk setelah
terjadinya pembajakan pesawat Garuda oleh teroris yang berasal dari Indonesia
dan berhasil dilumpuhkan oleh pasukan Komando TNI AD di Don Muang.
Dari
perkembangan namanya kemudian dirubah menjadi Satuan 81 Penanggulangan Teror
(Sat-81 Gultor). Dan pada periode 1995 - 2001, Den-81 sempat dimekarkan
jadi Group 5 Antiteror.
Satuan ini dilengkapi dengan berbagai macam
senjata khusus seperti Minimi 5,56mm, MP5 9mm, Uzi 9mm, Beretta 9mm, Galil,
Colt M16A1/A4, SIG-Sauer 9mm, SPR dan beberapa jenis lagi sniper
khusus. Selain keahlian penggunaan senjata, satuan juga dilengkapi dengan
kemampuan perang biologi dan kimia, penanggulangan bahan peledak, bajak udara.
Minimi 5,56mm
Menteri
Pertahanan dalam peninjauan ke Mako Kopassus, sempat menyaksikan peragaan
serangan kilat Sat Gultor kesebuah gedung, penyelamatan sandera dan pelumpuhan
kelompok teroris, yang dilakukan dari berbagai arah dengan personil yang
terbatas, dan hanya dalam hitungan menit. Menggunakan bom kejut, peledakan
akses masuk dan serangan mendadak.
HK MP5, senjata favorit pasukan komando
Selain itu dalam demo pada mock up pesawat dimana
penulis serta beberapa pejabat tinggi diperlakukan sebagai sandera. Saat
penyelamatan, dilakukan uji ketepatan menembak yang sangat cepat dan tepat
dikanan kiri tempat duduk dengan peluru tajam.
Armalite, Colt M-16 A1
Juga demo tembak runduk, oleh
sniper yang tersembunyi pada jarak sekitar 400 meter, yang menembak sasaran
berupa balon berdiameter 25 cm, semua langsung pecah dengan masing-masing satu
tembakan, termasuk balon yang berada didalam lemari kaca.
Galil, senapan serbu made in Israel
Itulah
beberapa kemampuan Sat-Gultor yang menggiriskan. Satuan ini selalu
siap dioperasikan dalam 24 jam, baik untuk penanggulangan teror, operasi
intelijen-kontra intelijen, perang kota serta juga bajak udara.
Pistol Beretta 9mm
Menurut Danjen
Kopassus, perlengkapan Gultor hampir 100% lengkap dan yang kini terus
dilanjutkan adalah upaya pembinaan sumber daya manusia. Seperti diketahui,
selain Sat-Gultor, TNI AL juga mempunyai pasukan anti teror khusus laut yang
dikenal dengan nama Den Jaka (Detasemen Jala Mangkara). TNI AU memiliki pasukan
anti teror khusus pembajakan udara yang diberi nama Detasemen Bravo-90.
Pistol SIG Sauer 9mm
Dari
apa yang diamanatkan oleh Presiden, nampaknya detasemen anti teror TNI akan
dilibatkan secara lebih aktif dalam penumpasan ancaman teror yang dirasa
semakin mengganggu. Presiden SBY kini sudah menekankan, bahwa Polri tetap
sebagai garda terdepan, TNI membantu secara aktif. Pelibatan dalam bentuk
BKO (Bawah Kendali Operasi) ataupun BP (Bawah Perintah), terhadap “troef” yang dimiliki
TNI ini tampaknya akan segera bergulir.
Belum saatnya bangga
Belum saatnya bangga
Kopassus digadang-gadang sebagai kekuatan militer terkuat di negeri ini. Namun prestasi kopassus sebenarnya bukan hal langka bagi satuan khusus di negara-negara kuat. Bisa jadi ini hanya untuk menutupi kelemahan militer Indonesia sendiri.
Indonesia hari ini masih kalah dalam alutsista dibandingkan Malaysia. Skuadron Sukhoi ataupun F-16 Singapore juga lebih mumpuni. Kalaulah Indonesia kuat, tentu Malaysia tidak berani seenaknya mengobok-obok Indonesia bahkan hinggga merebut pulau Sipadan dan Ligitan.
Untuk menutupi semua ini, digubahlah tokoh pahlawan baru semacam Kopassus. Tak jauh beda dengan Amerika yang punya rambo.
sumber : lasdipo.com
0 komentar:
Posting Komentar