Tampilkan postingan dengan label Pemikiran. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pemikiran. Tampilkan semua postingan

Minggu, 26 Oktober 2014

Ini Perbedaan Tahun Baru Hijriyah dengan Masehi Menurut Ustadz Bachtiar Nasir


Ini Perbedaan Tahun Baru Hijriyah dengan Masehi Menurut Ustadz Bachtiar NasirUstadz Bachtiar Nasir, pimpinan AQL Center

arrisalah13.blogspot.com - Bogor – Ustad Bachtiar Nasir menjelaskan bahwa tahun baru Hijriyah merupakan momentum untuk bekerja. Tidak sama dengan tahun baru Masehi, ini merupakan momentum untuk selalu melakukan perubahan.
“Kalau kita melihat dari sejarah hijrah ini, secara syariat menunjukkan bahwa, kita ini adalah umat yang melihat waktu sebagai momentum untuk bekerja. Bukan yang mengenang hari atau mengenang peristiwa tertentu,’ kata Ustad Bachtiar Nasir di sela-sela peringatan milad AQLIC di Bogor.

Minggu, 14 September 2014

Peraih Nobel Perdamaian Dunia: Syiah Adalah Gerakan Anti Revolusi Dan Anti Islam


tawakul karman

arrisalah13.blogspot.com. Peraih nobel perdamaian pertama asal Timur Tengah, Tawakul Karman, menyebut gerakan kelompok Syiah Houthi yang memaksa turun pemerintah Sunni sebagai tindakan anti Islam dan anti-revolusi tahun 2011.

Sabtu, 06 September 2014

Menyikapi Isu ISIS dengan Waras


Menyikapi Isu ISIS dengan Waras

Beberapa kali Jumat, sebagian mimbar-mimbar Masjid yang saya datangi diisi oleh khutbah yang menyinggung soal ISIS (Khilafah Al Baghdadi). Tentu kebanyakan para khatib yang berbicara terlihat tidak memahami dengan baik fenomena ISIS dan konflik di Suriah yang telah menewaskan 200-an ribu jiwa itu. Para khatib dengan penuh percaya diri menjabarkan fenomena ISIS mengambil sumber dari media-media mainstream khususnya televisi. Tentu kesimpulannya bahwa apapun yang sedang dilakukan ISIS termasuk jihad melawan orang kafir dan lain sebagainya yang sejatinya memang diperintahkan dalam Islam, dinyatakan bukan berasal dari Islam.
Miris, namun inilah fakta yang terjadi di Indonesia akibat dari penyesatan opini yang dirancang sedemikian rupa oleh musuh-musuh Islam dalam mendompleng isu ISIS. Kita dengan penuh kesadaran memang mengakui sejumlah kontroversi dari sepak terjang ISIS yang secara nyata dinilai para ulama dan tokoh-tokoh intelektual jihadis sebagai tindakan menyimpang. Para ulama dan tokoh itupun telah memberikan nasihatnya secara proporsional dan sesuai konteks di Irak dan Suriah.
Persoalan yang memprihatinkan adalah bergulirnya isu ISIS dengan macam ragam yang menyertainya di Indonesia. Kita harus bisa mengidentifikasi masalah sebenarnya dari dampak isu ISIS yang nyata kita hadapi untuk kemudian menjalankan langkah-langkah solutif sesuai kadarnya.
Bila kita cermati isu ISIS di Indonesia awalnya hanya ramai jadi topik pembicaraan di kalangan aktivis Islam yang concernmengamati  konflik Suriah dan operasi jihad yang dilancarkan di sana. Dari fenomena aksi-aksi berlebihan yang dilancarkan pihak ISIS, perselisihan politis sampai penilaian syariat seputar friksi yang terjadi. Komentar ulama dan tokoh intelektual jihadis pun sampai ke sini dalam menilai friksi antar faksi jihadis di Suriah. Komentar-komentar itu selain sebagai ijtihad pribadi dari para ulama dan tokoh tersebut juga dimaksudkan untuk menenangkan keadaan dan memberi pijakan yang jelas dalam menyikapi persoalandi Irak dan Suriah.
Ini semua telah usai, silahkan kita ambil pelajaran dan mari lanjut bekerja untuk Islam, setidaknya keteladanan bersikap seperti ini diberikan oleh seorang tokoh jihad yang tidak diragukan lagi kredibelitasnya Syaikh DR. Aiman Adz-Dzawahiri dimana setelah beliau memberi penjelasan seputar sikap dan kedudukan ISIS dimata Al-Qaidah beliau memilih untuk menyudahi dan menahan diri dari membicarakan persoalan ISIS serta memilih melanjutkan program-program strategis jihadis dalam melawan pejahat utama yaitu koalisi yahudi dan salibis.
Adapun muncul nasehat dan pernyataan dari ulama dan tokoh intelektual jihad soal topik ISIS berikutnya adalah hal biasa yang muncul dalam kancah jihad dalam rangka menjalankan kewajiban saling menasehati sesama Muslim, dalam perjalanan jihad sebelumnya pun hal seperti ini muncul dan itu sekali lagi hal biasa, alangkah baiknya para aktifis yang mengikuti perkembangan jihad global bisa bijak menyikapinya. Show must go on mari move onsambil terus berdoa semoga Allah SWT segera menyelesaikan persoalan ini dengan karuniaNya. Ingat ujian dalam perjalanan jihad itu adalah keniscayaan, lembaran sejarah jihad umat ini telah membeberkan fakta tersebut.
Pada titik ini harusnya kita sebagai penonton di Indonesia mencukupkan diri,  clear dan selesai.

Angin yang Berubah Arah
Sayangnya ada sekelompok orang  yang masih sibuk berdebat mencari perhatian dan melakukan tindakan-tindakan layaknyacheerleaders (pemandu sorak) dimana mereka menjadikan isu ISIS sebagai lapangannya dalam beratraksi.
Episode berikutnya muncul di Indonesia dimana isu ISIS tiba-tiba mengemuka, kali ini dengan penekanan yang berbeda. BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Teror) yang menjadi aktor utama. Opini dibentuk, media-media mainstream baik cetak maupun elektronik kompak bak paduan suara memberitakan isu ISIS dengan mengambil momentum munculnya video WNI yang bergabung dengan ISIS di youtube.
BNPT bukannya tidak tahu gelagat fenomena ISIS fever (demam ISIS) di Indonesia, karena aktifitas para supporter ISIS sangat terbuka sampai melakukan aksi mendukung ISIS di pusat ibukota tepatnya di Bundaran Hotel Indonesia. Alasan BNPT terkesan terlambat mengangkat isu ISIS ini sudah banyak ditulis adalam analisis pengamat terorisme di Indonesia diantaranya yang terlihat jelas adalah BNPT ingin mendapat jatah dari APBN 2015 yang pada waktu itu akan disahkan sebagai Undang-Undang oleh DPR mengingat terdapat informasi bahwa Amerika dan Australia sebagai bos besar dari BNPT kini menghentikan suplai dana untuk mendanai Badan yang berdiri berdasarkan Perpres tersebut.
BNPT perlu bermanuver untuk mendapatkan kue anggaran karena order bisnis terorisme akhir-akhir ini sepi peminat. Isu ISIS dinilai cukup “seksi” disamping untuk mendapatkan kue anggaran plus berharap keberadaan BNPT tetap dilanjutkan oleh presiden baru yang akan menjabat karena presiden yang mengeluarkan Perpres sebentar lagi akan mengakhiri masa jabatan. Indikasi kuat alasan BNPT diatas terlihat dimana BNPT sekarang sedang bergerilya untuk mendapatkan pengesahan UU sehingga keberadaannya kedepan lebih kuat dengan dasar UU.
Jelaslah sekarang isu ISIS di Indonesia bukan lagi sekedar tema perdebatan dikalangan dua kubu aktifis pro jihad yang sedianya juga hanya sebagai penonton dari jauh dimana hasil kesimpulan perdebatan kedua kubu pun tidak berdampak apa-apa di Irak dan Suriah. Mungkin dampak signifikannya hanya membuat penuh server jejaring sosial yang terisi debat kusir panjang mereka.
Kini ada BNPT yang menjalankan agenda orang kafir asli musuh Islam dalam isu ISIS. BNPT secara nyata sejak berdirinya menjalankan agenda untuk memusuhi Islam, jihad, penegakkan syariat dan pejuangan Islam. Mungkin sebagian pihak akan berkata bahwa menjelaskan penyimpangan ISIS itu penting karena mereka berlebihan dalam pengkafiran dan membunuhi kaum Muslimin dan lain sebagainya, pertanyaannya, itu terjadi di mana? Jakarta, Solo, atau Nusakambangan ? Atau di Irak dan Suriah? Apakah dengan menyerang ISIS habis-habisan di Indonesia menyelesaikan masalah di sana? Coba lihat sikap teladan dari Syaikh Aiman. Demikian pula dengan isu berlebihan dalam takfir, pertanyaannya, fenomena tersebut bukankah sudah ada sejak masa Utsman bin Affan RA ?

Move On, Yuk…
Problematika ISIS sekali lagi sudah dijelaskan oleh para ulama dan tokoh intelektual jihadis berikut soal deklarasi khilafah-nya. Kita harus menerima kenyataan bahwa para ulama dan tokoh jihadis pun berbeda menyikapi isu ISIS, cukup kita ambil pelajaran dan ambil pendapat yang kita pilih, kemudian move on karena kita di Indonesia mengahadapi realitas kita bukan realitas Irak ataupun Suriah.
Ingat prioritas musuh. ISIS memang memiliki sejumlah penyimpangan tapi mereka juga sedang berperang menghadapi Syiah dan Amerika hari ini, mereka masih Muslim seperti kita yang mempunyai hak loyalitas dari kita dalam perkara-perkara yang sesuai syariat. Maksimal ISIS berikut fansclub-nya (sebagaimana pengakuan salah satu tokoh pendukung ISIS bahwa mereka hanyafansclub) adalah saudara Muslim kita yang menyimpang atau berlebihan.
Vonis bahwa ISIS hanya memerangi kaum Muslimin yang mereka pandang telah murtad sementara meninggalkan Syiah plus Amerika terlalu berlebihan. Anggaplah vonis itu benar, lalu apa bedanya perilaku ISIS dengan para kritikusnya di Indonesia yang lebih sibuk menyerang ISIS dan berdebat dengan sekelompokfansclub ISIS ketimbang menyerang BNPT minimal secara opini yang jelas-jelas musuh nyata didukung oleh kafir asli, sampai-sampai dengan semangatnya membuat akun jejaring sosial hingga blog khusus untuk menyerang habis-habisan ISIS bersertafansclub-nya.

Ah, Namanya Juga Fansclub….
Fansclub, sebuah ungkapan yang menggambarkan sekelompok orang dengan fanatisme di atas rata-rata terhadap objek yang mereka gandrungi. Bahkan terkadang sampai melakukan tindakan di luar akal sehat dan logika seperti berteriak histeris tanpa sebab, kemudian menangis memandangi idolanya. Semua itu adalah ekspresi histeria fans kepada idolanya yang kadang memang tidak masuk akal.
Sikap bijak orang berakal sehat menghadapi fansclub yang dimabuk cinta terhadap idolanya adalah mengabaikannya atau minimal beri saja senyuman Toh mereka sekedar mengekspresikan kecintaannya pada idolanya untuk menarik perhatian. Jangan sampai kita hadapi fansclub dengan gayacheerleaders dimana ketika mereka ramai bersorak kita pun sibuk melayani sorakannya padahal sama-sama sedang menonton pertunjukan dan sorakan kita tidak berpengaruh terhadap kualitas pertunjukan itu sendiri. Buatlah isu ISIS itu sepi.
Mari kita fokus mengarahkan pandangan kita kepada musuh utama yang jelas-jelas nyata memerangi Islam dengan mengkambinghitamkan majelis ta’lim, jihad, penegakkan syariat dan setiap upaya perjuangan Iqomatuddin dengan menunggangi isu apapun termasuk isu ISIS. Kita lawan upaya-upaya makar mereka, pahamkan umat akan bahaya mereka dan ajak umat untuk waspada bahkan melawan bila diperlukan. Terlebih jika boleh kita melirik analisis konspiratif terkait munculnya fansclub ISIS dan isu ISIS ini, kita bisa melihat aroma radikalisasi dan skenario isu ISIS ini dimainkan oleh sutradara yang bernama BNPT. Oleh sebab itu kenapa kita sibuk menyalahi pemain sinetron yang hanya menjalankan arahan sutradara baik langsung maupun tidak langsung, apalagi sampai ikut jadi pemeran antagonis. Jika sinetronnya memang tidak bagus dan merugikan, maka fokuslah menghujani kritik ke sutradaranya sebagai pembuat skenario.
Mari kita lanjutkan amal sholih kita membantu saudara Muslim Suriah dan saudara-saudara Muslim yang terzhalimi di wilayah lain. Fokus kita adalah menjaga kehormatan saudara Muslim kita yang dilecehkan, berkhidmah kepada jihad dan mujahidin, menolongmustadh’afin. Selamatkan diri kita dari pekerjaan sia-sia.
Sadarlah bahwa fans fanatik beserta cheerleaders-nya memang suka melakukan tindakan aneh diluar kewarasan, maka jangan ikut-ikutan menjadi tidak waras. Sikapi isu ISIS dan fansclub-nya ini dengan kesadaran akal sehat, adil, proporsional. Ada kalimat yang sering diucapkan orang seraya bergurau “sudahlah yang waras ngalah”.
sumber : kiblat.net

Selasa, 05 Agustus 2014

Dukungan atas ISIS, Rekayasa Politik kah ?


Dukungan atas ISIS, Rekayasa Politik kah ?


Oleh : Abu Nisa (Pemerhati Kontra Intelijen)

Luar biasa opini tentang ISIS ini menyeruak ke permukaan. Memunculkan tanggapan statemen dari berbagai pihak. Mulai dari SBY, Panglima TNI, Kapolri, Kemenko Polhukam, Kemenkum HAM, Kemenkominfo, Kemenag, BNPT,  Dirjen Pemasyarakatan, Deputi Bidang Kerjasama Internasional, Tokoh masyarakat, Akademisi, Pengamat, dan lain-lain. Hingga SBY mengadakan sidang kabinet dengan agenda secara khusus menyikapi masifnya dukungan atas ISIS di Indonesia. Dan sidang kabinet itu menghasilkan keputusan politik yang disampaikan melalui Menko Polhukam bahwa ideologi ISIS dinyatakan dilarang. Tidak bisa dipungkiri, opini tentang ISIS seolah mengalihkan sementara opini tentang kebiadaban Israel di Gaza Palestina dan laporan dugaan manipulasi data secara sistematis atas hasil pilpres oleh kubu Prabowo-Hatta.

Opini dukungan atas ISIS di Indonesia ini menyisakan pertanyaan besar antara lain :
Pertama, momentum besar yang memicu kriminalisasi terhadap mereka yang mendukung ISIS justru terjadi di dalam penjara. Adalah Ustadz Abu Bakar Ba'asyir sebagai icon teroris di Indonesia melakukan baiat atas ISIS di penjara pasir putih Nusakambangan. Belakangan tiba-tiba semuanya merasa kebakaran jenggot. Statement Amir Syamsuddin sebagai Menkum HAM untuk memecat kepala penjara. Termasuk pengakuan Dirjen Kemasyarakatan bahwa telah terjadi pembaiatan Ustadz ABB konon di bawah tekanan di dalam penjara adalah sesuatu yang naif. Kenapa peristiwa pembaiatan itu tetap berlangsung dan berjalan lancar. Dan seolah-olah peristiwa itu menjadi momentum legitimasi untuk membenarkan keberadaan dukungan atas ISIS berjalan masif di negeri ini. Termasuk juga peristiwa pembaiatan sejumlah aktivis islam dengan acara yang khas di sebuah hotel kawasan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta tempat yang lain seperti di Bima, Solo, Makassar. Serta beberapa rencana baiat di beberapa tempat yang lain di Malang dan Sidoarjo. Semuanya itu menunjukkan bahwa terlalu lugu untuk mengatakan bahwa tidak mungkin intelijen Indonesia tidak mengetahui peristiwa ini. Bahkan anehnya belakangan fenomena dukungan atas ISIS itu di blow up dengan skala besar oleh berbagai media seperti layaknya infotainment. Besok hari Rabu, 6 Agustus 2014 di Makassar tepatnya di Studio Mini Harian Fajar, Graha Pena Fajar lantai 4, dengan mendatangkan para pembicara antara lain : Ansyaad Mbai (Ketua BNPT), Prof Dr H Abd Rahim Yunus, MA, (MUI dan FKUB Sulsel), Prof Dr H M Arifin Hamid, SH, MH (FKPT BNPT Sulsel), dan Ir Moh Kemal Shodiq (Ketua DPD Hizbut Tahrir Indonesia Sulsel) dengan moderator Drs H Waspada Santing, M.Sos.I, M.HI dengan tema : "Double Warning Antisipasi ISIS", jam 13.00-15.00 WITA. Padahal deklarasi dukungannya telah dilakukan sejak tanggal 29 Juni atau sebulan yang lalu. 

Kedua, jika benar yang disampaikan oleh Snowden seorang mantan pegawai di National Inteligent AS yang menyatakan bahwa AS dan Inggris ada di belakang ISIS. Maka hal ini membuktikan bahwa target opini internasional terhadap kemunculan ISIS adalah untuk menciptakan black campaign terhadap para mujahidin sekaligus terhadap syariat dan khilafah yang diperjuangkannya. Dengan kata lain, inilah strategi radikalisasi terhadap kelompok islam sekaligus deradikalisasi. Setelah diradikalisasi maka kemudian distigmatisasi. Sedangkan deradikalisasinya dalam bentuk upaya adu domba dan islamophobia yang berujung pada krisis keyakinan kaum muslimin terhadap ajarannya sendiri terutama tentang jihad. Dalam konteks Indonesia, maka pemerintah RI memanfaatkannya untuk kepentingan proyek war on terrorism melalui BNPT dengan landasan filosofis yang sama sebagaimana yang dianut barat. Di tengah oportunisme para pengambil kebijakan menjelang penetapan presiden wakil presiden beserta kabinet yang disusun pasca keputusan gugatan hasil pilpres ke MK oleh kubu Prabowo-Hatta.

Ketiga, atribut-atribut ISIS juga tidak luput dianggap sebagai barang bukti diantaranya bendera dengan kalimat Laa Ilaha Illallah Muhammad Rasullullah. Ada rencana untuk membreidel sekaligus melarang keberadaan bendera yang dianggap sebagai representasi ISIS. Seiring dengan ditetapkannya ISIS dan para pendukungnya sebagai teroris. Momentum ini sebenarnya sebagai titik tolak kriminalisasi terhadap simbol-simbol perjuangan pada kelompok-kelompok islam secara keseluruhan.

Keempat, setelah gagal menjerat kelompok-kelompok islam yang dianggap radikal terutama yang menggunakan jalan jihad (baca kekerasan) melalui pintu legislasi secara langsung misalnya UU Ormas. Maka dukungan atas ISIS adalah momentum untuk menjerat, membubarkan, mengkriminalisasi sekaligus mem “black campaign” nya. JAT bersama Ust ABB menjadi pintu masuk untuk memangkas seluruh kelompok-kelompok islam yang memperjuangkan ide-ide islam kaffah. Baik yang menggunakan jalan perjuangan jihad maupun yang tidak.

Kelima, momentum dukungan atas ISIS menjadi peristiwa yang memperkuat legal aspect untuk apa yang dianggap sebagai tindak terorisme. Implementasi UU Kewarganegaraan No 12 tahun 2006 dan wacana amandemen/revisi terhadap UU Terorisme yang disampaikan oleh Deputi Kerjasama Internasional Harry Purwanto tidak saja mengandung substansi penindakan hukum atas aksi teror fisik namun juga pada aksi teror lisan. Dengan dalih agar mencakup secara menyeluruh mengenai aktivitas terorisme. Diantaranya tindakan menyebar kebencian (hate speech) termasuk mengikuti pelatihan militer di Indonesia  maupun luar negeri. Atau menjadikan digital evidence sebagai barang bukti, karena selama ini dianggap baru menjadi petunjuk untuk pembuktian. Nampaknya UU Terorisme No 15/1973 dikehendaki bukan saja mampu menjerat tindakan teror fisik namun juga mampu menindak apa yang dianggap sebagai bentuk teror lisan. Kita membayangkan betapa banyak klaim penindakan hukum atas syiar Islam karena termasuk dalam kategori menyebar kebencian (hate speech) jika amandemen UU Terorisme ini berhasil dilakukan. Bahkan bisa juga dijerat dengan UU Intelijen dan UU Darurat berkaitan dengan ancaman terhadap keamanan nasional.

Beberapa pertanyaan besar seputar fenomena opini masif dukungan atas ISIS menyiratkan sebuah ganjalan pertanyaan lebih besar lagi ada apa sebenarnya di balik fenomena opini dukungan atas ISIS. Di tengah mulai tergambarnya adanya indikasi rekayasa permainan manipulasi suara pilpres secara sistemik. Di antara peperangan konflik kepentingan antar jendral dan antar elit dengan melibatkan tim rekayasa politik dan tim cyber. Disupport oleh para funding di belakangnya. Akhirnya fenomena opini dukungan atas ISIS ini apakah benar-benar murni sebagai peristiwa yang alamiah atau ada intrik politik di balik peristiwa itu. Mengingat betapa banyak rekayasa politik yang dilakukan oleh para penguasa negeri ini selama ini.
Wallahu a'lam bis showab 

sumber : voaislam 

Senin, 04 Agustus 2014

Waspada, Dibalik Dukungan atas ISIS dan 'War On Terrorism'


Waspada, Dibalik Dukungan atas ISIS dan 'War On Terrorism'


arrisalah13.blogspot.com
Oleh : Abu Rasyidah (Aktivis Gerakan Kontemporer Indonesia)
Selalu banyak cara untuk membuat rekayasa demi sebuah proyek. Dan lazimnya sebuah proyek maka cara apapun ditempuh. Jika proyek itu adalah properti maka target finisnya pasti terealisasinya rumah-rumah kediaman atau perkantoran.

Namun jika proyeknya adalah war on terrorism (perang melawan terorisme) maka targetnya adalah menghilangkan semua potensi paham maupun orang yang meyakini paham serta melakukan paham itu untuk aksi teror. Pahamnya disebut dengan terorisme. Terorisme dalam konteks war on terrorism sebagaimana dokumen National Inteligent Council AS, adalah paham yang berkeinginan untuk menjadikan islam sebagai ideologi negara baik melalui jalan parlemen maupun non parlemen.
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/smart-teen/2014/08/04/32014/waspada-dibalik-dukungan-atas-isis-dan-war-on-terrorism/#sthash.r4an3hSX.dpuf

Sebagaimana kita pahami bersama bahwa peta dukungan terhadap ISIS (Iraq Suriah Islamic State-Daulah Islam Irak Suriah) di negeri ini hari demi hari sedemikian luas. Pernyataan itu juga tidak luput disampaikan secara resmi oleh BNPT. BNPT mensinyalir sejak awal muncul isu ini mengatakan bahwa ada dukungan untuk ISIS dari Indonesia (Palingaktual.com, 17 Juni 2014). Dan kelihatannya BNPT menaruh konsen terhadap fenomena ini mulai dari kemunculannya pertama kali. Walaupun disisi lain BNPT juga menyebut hanya sebagai wacana saja. Dan Jendral Sutarman Kapolri melihat perlunya memantau gerak-gerik dukungan atas ISIS tersebut. Akan tetapi bukan BNPT namanya jika tidak ada maksud terselubung bagaimana mengelola fenomena maraknya dukungan terhadap ISIS.

Bahkan yang terbaru di Metro TV, Primetime News, Kamis (31/7/2014), Kepala BNPT Ansyaad Mbai mengatakan jika seseorang masuk Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) maka sama halnya orang itu bergabung dengan teroris. Selain itu, orang tersebut bisa dikenai Undang-Undang. Jerat aturan menurut Ansyaad Mbai itu adalah Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan. Lebih jauh dari yang disampaikan oleh Ansyaad Mbai, Deputi bidang Kerjasama Internasional Harry Purwanto memandang bahwa tidak cukup hanya implementasi undang-undang nomer 12 tahun 2012 yang dianggap tidak efektif.

Bahkan perlunya revisi atas Undang-undang Terorisme, UU 15/2003, agar mencakup secara menyeluruh mengenai aktivitas terorisme. "Perlu ada upaya untuk mengamandeman itu (UU Terorisme), sejak 2011 sudah kita namun belum maju ke legislasi," kata Harry saat dihubungi detikcom, Sabtu (2/8/2014). Bahkan menurut Harry Amandemen UU Terorisme nantinya akan mencakup hal-hal yang spesifik mengenai aksi terorisme, seperti menyebar kebencian (hate speech). "Termasuk mengikuti pelatihan militer di Indonesia atau pun luar negeri. Atau menjadikam digital evidence sebagai barang bukti, karena selama ini baru menjadi petunjuk untuk pembuktian," jelasnya. Muncul juga beberapa statement dari beberapa tokoh masyarakat yang melihat dukungan terhadap ISIS adalah sesuatu yang berbahaya dan menjadi ancaman nasional di antaranya mantan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi dan Menag RI, politisi PPP Lukman Hakim Saifuddin.

Statement Ansyaad Mbai maupun Harry Purwanto jelas mengisyaratkan indikator yang kuat bakal adanya treatment atas nama war on terrorism untuk menyikat siapapun secara individual maupun kelompok yang menjadi bagian dari ISIS.
Statement Ansyaad Mbai maupun Harry Purwanto jelas mengisyaratkan indikator yang kuat bakal adanya treatment atas nama war on terrorism untuk menyikat siapapun secara individual maupun kelompok yang menjadi bagian dari ISIS. Yang menjadi pertanyaan besarnya adalah kenapa tidak dilakukan upaya edukasi atau dialog kepada kelompok-kelompok yang diduga mendukung atau berbait pada ISIS. Padahal pemberitaan tentang dukungan ISIS dari Indonesia begitu masif terutama melalui dunia maya. Apakah karena alasan belum kuat dan efektifnya payung hukum untuk menjeratnya atau ini menjadi semacam proses pembiaran sebagai jebakan menghabisi kelompok-kelompok mujahidin. Yang berujung kepada aborsi terhadap semua komunitas islam apapun yang memperjuangkan penegakkan islam secara kaffah. Demi sebuah eksistensi jangka panjang perburuan atas nama war on terrorism. Yang sejatinya war on islam. Karena hampir tidak satupun gejala politik di negeri ini yang tidak dimainkan terkait dengan isu global internasional. Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Haidar Bagir dosen pemikiran islam ICAS Paramadina yang menyebut "Dibalik ISIS ada Amerika Serikat, Arab Saudi, dan Qatar," kata Direktur Penerbit Mizan itu ketika dihubungi Tempo, Jumat, 1 Agustus 2014.

Dan rencana treatment terhadap para pendukung ISIS ini mendapatkan momentumnya saat baiat oleh Ustadz Abu Bakar Baasyir pentolan JAT (Jamaah Anshorut Tauhid) bersama Ustadz Aman Abdurrahman (tahanan “teroris” di Nusa Kambangan) dengan para kadernya di dalam tahanan atau diluar tahanan yang terhimpun dalam FAKSI (Forum Aktifis Syariat Islam), dibawah “kendali” seorang yang bernama M.Fachry (Pimred media online al-mustaqbal.net), dan Bahrum (sosok orang yang ada dalam pemberitaan terkait sebuah video) serta forum-forum kecil di Solo, Makassar, NTB dan beberapa tempat lainnya.

Fenomena dukungan ISIS di Indonesia, secara politis tidak bisa dipungkiri menjadi titik pertemuan antara kepentingan pemilik proyek war on terrorism dengan euforia kelompok yang semangat akan datangnya janji Allah Subhanahu Wa Ta'alla tentang tegaknya khilafah islamiyah. Yakni kelompok dengan ruhul jihad tinggi dan mukhlis tetapi minim pemahaman fakta konstelasi operasi intelijen jebakan atau di bawah tekanan. Kurang open mind untuk mendialogkan konstruksi perjuangan islam dengan beragam gerakan islam dari berbagai latar belakang manhaj. Bagi pemilik proyek war on terrorism sendiri, kondisi seperti ini sangat menguntungkan karena hakekat proyek sebenarnya dari sononya adalah untuk menciptakan perpecahan internal kelompok islam, islamophobia dan kriminalisasi terhadap kelompok-kelompok islam yang sungguh-sungguh memperjuangkan islam. Dan secara khusus, menghadang laju perjuangan penegakkan syariah dan khilafah di Indonesia karena dianggap bertolak belakang dengan tujuan NKRI.

Jika dicermati secara jeli dengan melihat fenomena ISIS ini maka ada 2 pendekatan yang digunakan untuk mengaborsi gerakan Islam. 
Pertama, mengkriminalisasi gerakan islam yang memiliki ruhul jihad tinggi tetapi minim peta konstelasi operasi intelijen. Serta minim fakta bagaimana konstruksi khilafah islamiyah harus direalisasikan sesuai dengan syara'. 
Kedua,mengeleminasi atau bahkan menghilangkan ruhul jihad pada gerakan-gerakan islam pejuang syariah khilafah. Dengan menjadikan pemahaman jihad sebatas retorika dan wacana saja. Tidak mewujud menjadi seruan oleh kelompok/gerakan islam sebagai bagian dari kewajiban yang harus dilaksanakan terutama di medan jihad. Menjadikan dasar "zona aman" atau "amniah" sebagai dasar penetapan penting atau tidaknya kewajiban jihad diserukan. Namun di sisi lain menjelaskan bahwa individu wajib jihad terutama di medan jihad. Baik sebelum maupun setelah tegaknya khilafah. Karena dengan hilangnya ruhul jihad maka tidak ada lagi ancaman ideologi perlawanan terhadap kesewenang-wenangan barat.

Akhirnya secara faktual, masa depan perjuangan islam nampaknya masih menghadapi kendala perjuangan internal dan eksternal yang membutuhkan kreatifitas dan sinergi. Memformulasikan secara benar menurut syara' bagaimana konstruksi perjuangan dakwah dan jihad untuk tegaknya syariah dan khilafah sesuai dengan janji Allah Subhanahu Wa Ta'alla.
Fenomena kaitan antara dukungan terhadap ISIS dengan kepentingan proyek War On Terrorism hendaknya menjadi pelajaran berharga.
Wallahu a'lam bis showab.
sumber : voaislam

Sabtu, 12 Juli 2014

Akal Bulus PBB dan Amerika Dalam Perang Gaza


 n1412408255_197129_2867

arrisalah13.blogspot.com - Sepekan terakhir, Jalur Gaza benar-benar membara. Ratusan ton bom-bom Israel yang ditembakkan melalui pesawat Israel melesak meluluhlantakkan Palestina. Israel sengaja menyasar penduduk sipil sebagai target, selain bangunan rumah warga Palestina.
Di sisi lain, pejuang Palestina tidak tinggal diam. Beberapa faksi pejuang Palestina berjuang, meladeni serangan Israel untuk menjaga darah dan kehormatan kaum muslimin. Meski serangan dari Palestina tak sedahsyat Israel, tapi perlawanan tersebut patut diacungi jempol.

Jumat, 23 Mei 2014

Benarkah Al-Qaidah Main Mata dengan Syiah Iran?



Benarkah Al-Qaidah Main Mata dengan Syiah Iran?

arrisalah13.blogspot.com — Pekan lalu, juru bicara ISIS, Syaikh Abu Muhammad Al-Adnani memberikan tanggapan atas rilis audio pemimpin Al-Qaidah, DR. Aiman Azh-Zhawahiri. Seperti sebelum-sebelumnya, isi tanggapan tersebut lebih berupa “bantahan” dari statemen sebelumnya. Ada beberapa hal yang menarik untuk dikupas, di antaranya:
“Karena itulah, Daulah Islam tidak menyerang Rafidhah di Iran sejak didirikan. Orang-orang Rafidhah di Iran dibiarkan hidup tenang.Daulah harus menahan pasukannya dengan darah yang bergejolak. Meskipun Daulah ketika itu mampu menyerbu Iran. Selama bertahun-tahun Daulah menahan diri dan menerima tuduhan sebagai antek Iran karena tidak pernah menargetkannya, membiarkan Rafidhah hidup aman.”

Selasa, 13 Mei 2014

Catatan DR. Akram Hijazi atas Bayan Syaikh Al Adnany



Catatan DR. Akram Hijazi atas Bayan Syaikh Al Adnany


arrisalah13.blogspot.com -  SURIAH  - DR. Akram Hijazi selaku direktur Almoraqeb Centre, sebuah lembaga riset dan studi maslah-masalah sosial politik Timur Tengah. Lembaga ini terkenal sangat mendukung gerakan Islam, bahkan sampai sebelum rilis Syaikh Al Adnany – Jubir ISIS- yang terakhir pun, beliau termasuk orang yang sangat berharap adanya ishlah diantara mujahidin di bumi Syam.

Minggu, 06 April 2014

Hasyim Muzadi : Demokrasi Tidak Mampu Melahirkan Pemimpin Mulia



Hasyim Muzadi : Demokrasi Tidak Mampu Melahirkan Pemimpin Mulia


arrisalah13.blogspot.com - JAKARTA  - Mantan Ketua PB NU Hasyim Muzadi melangsungkan sarasehan yang dihadiri berbagai tokoh dan ribuan ulama. Hasyim Muzadi, mengatakan, sarasehan ini adalah forum keempat, setelah acara serupa juga telah digelar di Depok, Bandung, dan Semarang.
Dengan demikian, sarasehan itu telah menghadirkan ribuan ulama dari berbagai daerah. Setelah melalui pembahasan yang panjang, sarasehan itu akhirnya melahirkan rekomendasi yang disebut dengan “Maklumat Kebangsaan” yang berisi 7 poin.

Benarkah Solusi itu Adalah Partai Politik Islam?



Benarkah Solusi itu Adalah Partai Politik Islam?Partai politik peserta Pemilu 2014

arrisalah13.blogspot.com  — Membincangkan demokrasi menjelang pemilu selalu menarik. Tapi seusai pemilu, tema demokrasi kembali dilupakan. Daya tarik demokrasi terletak pada tawaran-tawaran yang diberikan kepada para “pemeluknya”. Dengan tawaran ini, demokrasi mampu mengambil hati para islamis sehingga mereka begitu setia membelanya. Demokrasi berubah menjadi semacam keyakinan yang harus diperjuangkan dengan segenap jiwa dan raga. Seorang muslim kemudian memiliki aqidah atau kesetiaan ganda; kepada Islam dan kepada Demokrasi.

Kamis, 03 April 2014

Peta Perlawanan Umat Islam



Peta Perlawanan Umat Islam

arrisalah13.blogspot.com - 1400 tahun silam, tidak ada yang menyangka kelompok kecil di bawah komando Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muththalib akan menjadi sebuah Negara besar dan ideologinya mendunia. Dan apa yang terjadi di masa-masa selanjutnya sepeninggal beliau, telah beliau kabarkan kepada para sahabatnya. Beliau Shallallah ‘alahi wa sallam bersabda:
ูŠุธู‡ุฑ ุงู„ู…ุณู„ู…ูˆู† ุนู„ู‰ ุฌุฒูŠุฑุฉ ุงู„ุนุฑุจ، ูˆูŠุธู‡ุฑ ุงู„ู…ุณู„ู…ูˆู† ุนู„ู‰ ูุงุฑุณ، ูˆูŠุธู‡ุฑ ุงู„ู…ุณู„ู…ูˆู† ุนู„ู‰ ุงู„ุฑูˆู…، ูˆูŠุธู‡ุฑ ุงู„ู…ุณู„ู…ูˆู† ุนู„ู‰ ุงู„ุฃุนูˆุฑ ุงู„ุฏุฌุงู„
“Kaum muslimin akan menang atas bangsa Arab. Kemudian menang atas imperium Persia. Selanjutnya menang atas kekaisaran Romawi. Dan terakhir akan menang atas si buta sebelah, Dajjal.”[1]

Jumat, 28 Maret 2014

Poso Today 2: Devide et Impera ala Polisi dan Pagar Betis Jilid 2




14ybhmp
arrisalah13.blogspot.com - Poso - Dua anggota polisi, Bripda Baharudin dan Bharada Syamsu Alam diterjang peluru anggota MIT Santoso. Keduanya kena tembak saat melakukan survey atas perintah atasannya pada 3 Maret 2014 lalu di Kilo, Poso Pesisir Utara, Poso, Sulteng.

Rabu, 05 Maret 2014

DR. Raghib As-Sirjani: Sumbangan Islam pada Dunia yang Paling Utama Adalah Aqidah



DR. Raghib As-Sirjani: Sumbangan Islam pada Dunia yang Paling Utama Adalah AqidahDR. RAghib As-Sirjani dalam konpersnya bersama wartawan

arrisalah13.blogspot.com -  Jakarta – Perhelatan acara Islamic Book Fair 2014 di Istora Senayan Jakarta, pada Sabtu, 1 Maret 2014 mendapatkan kesempatan langka saat sejarahwan dunia Islam, DR. Raghib As-Sirjani memberikan ceramahnya di panggung utama.

Rabu, 26 Februari 2014

Membongkar tabir intelejen Amerika di Indonesia




Membongkar tabir intelejen Amerika di Indonesia
Para narasumber yang hadir dalam tabligh akbar tema “Membongkar Konspirasi amerika dalam Menghancurkan Islam Indonesia,” adalah Ust. Ir. Andri Kurniawan, M.Ag (Ketua Markaz Dakwah Malang) dan Kolonel (purn) Herman Ibrahim (pengamat intelejen) dari Bandung.

arrisalah13.blogspot.com - MALANG  – Sejak periode perjuangan kemerdekaan hingga setelah 69 tahun Indonesia merdeka, belum pernah sekejap pun umat Islam Indonesia merasakan kemerdekaan dalam menjalankan syariatnya secara utuh. Sungguh ironis mengingat kemerdekaan yang diraih ini adalah hasil keringat dan darah para pejuang Muslim di Indonesia. Rupanya dibalik kezhaliman ini peran intelejen asing khususnya Amerika dan Yahudi sangatlah besar.

Kamis, 20 Februari 2014

Kurang cerdas, melarang kaum Muslimin Indonesia jihad ke Suriah




Kurang cerdas, melarang kaum Muslimin Indonesia jihad ke Suriah
Abu Muhammad salah satu Mujahid asal Indonesia yang gugur di Suriah
arrisalah13.blogspot.com - JAKARTA  – Menteri luar negeri (Menlu) Marty Natalegawa mengimbau warga negara Indonesia yang masih berada di Suriah agar tidak ikut terlibat dalam perang yang sedang berkecamuk di sana. Hal ini dikatakannya usai dia bertemu dengan koleganya Menlu Amerika Serikat (AS) John F Kerry, di Jakarta, Senin (17/2/2014).

Senin, 10 Februari 2014

Teroris Singapura VS Indonesia



Teroris Singapura VS IndonesiaTeroris Singapura VS Indonesia

arrisalah13.blogspot.com — Usman Janatin dan Harun adalah dua prajurit yang menjalankan perintah panglima tertingginya, melakukan sabotase dengan mengebom gedung di Singapura yang waktu itu masih menjadi bagian dari Malaya, negara baru yang dibentuk Inggris. Presiden Soekarno yang tengah berseteru dengan Blok Barat dan memimpikan Nusantara Raya meliputi Malaya pun murka. Konfrontasi dilancarkan pada kepentingan-kepentingan Malaya, termasuk mengebom Gedung Mac Donald di Singapura yang dijalankan oleh Usman dan Harun. Sayangnya  mereka gagal, tertangkap pihak Inggris dan dihukum mati.

Kamis, 30 Januari 2014

Kami Bersama Pemenang



Kami Bersama PemenangEditorial kiblat.net

arrisalah13.blogspot.com  — Editorial Akhir-akhir ini, berita jihad Suriah memasuki fase baru. Setelah fase pertama, air mata penderitaan, berlanjut dengan fase kebangkitan jihad. Kini berlanjut dengan sebuah fase yang membingungkan sekaligus memprihatinkan, yaitu fase fitnah.

Jumat, 20 Desember 2013

Tanggapan JAT atas kunjungan para syaikh Timteng, ke Nusakambangan




Tanggapan JAT atas kunjungan para syaikh Timteng, ke Nusakambangan
Kepala BNPT Ansyaad Mbai, Wakil Menteri Agama Nassarudin Umar bersama tiga ulama Timur Tengah Syekh Ali Hasan al-Khalaby, Syekh Najih Ibrahim, dan Syekh Hisyam al-Najjar berfoto bersama di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Sabtu (7/12/2013).

arrisalah13.blogspot.com - CILACAP  - Setelah membaca sebuah harian terbitan Jakarta, Jum’at (13/12/2013) Jamaah Anshorut Tauhid merasakan kerancuan atas berita tersebut, dikatakan bahwa BNPT menghadirkan syaikh-syaikh dari Timur Tengah, antara lain syaikh Ali Al-Halaby asal Yordania dan syaikh Najih Ibrahim asal Mesir, dengan misi deradikalisasi bagi para napi terorisme.

Al-Jaulani: Sengketa ISIS dan JN Adalah Perselisihan Keluarga Serumah



Al-Jaulani: Sengketa ISIS dan JN Adalah Perselisihan Keluarga Serumah

arrisalah13.blogspot.com  – Amir Jabhah Nusrah, Syaikh Abu Muhammad Al-Jaulani, Rabu, 18 Desember 2013 muncul di media dalam dengan Al-Jazeera. Ini adalah pertama kali kemunculannya di media.
Dalam wawancara tersebut, Syaikh Al-Jaulani menjawab banyak persoalan, terutama keberadaan kelompok jihad yang disinyalir sebagai bagian dari organisasi jihad internasional Al-Qaidah.

Rabu, 11 Desember 2013

Pergeseran Pemikiran Para Tokoh Jihad Didalangi Rand Corporation



Pergeseran Pemikiran Para Tokoh Jihad Didalangi Rand CorporationSyaikh DR. Hani As- Siba'i

arrisalah13.blogspot.com  – Berikut ini, Kiblat.net memuat wawancara Harian Ad-Dustur Mesir dengan Syaikh Dr. Hani’ As-Siba’i ulama dan tokoh terkenal gerakan Jihad Islam di Mesir.
Pertanyaan dalam wawancara ini ditulis oleh wartawan Kholid Mahmud pada Juli 2007 dari harian Ad-Dustur terkait taroju’at(pergeseran pemikiran) para tokoh Jamaah Islamiyah Mesir, yang diantaranya didatangkan BNPT untuk men-deradikalisasi kelompok jihadis ke Indonesia, DR. Najih Ibrahim dan Hisyam Najjar pada 07-14 Desember 2013.