Jumat, 20 Desember 2013

Al-Jaulani: Sengketa ISIS dan JN Adalah Perselisihan Keluarga Serumah


By on 18.41


Al-Jaulani: Sengketa ISIS dan JN Adalah Perselisihan Keluarga Serumah

arrisalah13.blogspot.com  – Amir Jabhah Nusrah, Syaikh Abu Muhammad Al-Jaulani, Rabu, 18 Desember 2013 muncul di media dalam dengan Al-Jazeera. Ini adalah pertama kali kemunculannya di media.
Dalam wawancara tersebut, Syaikh Al-Jaulani menjawab banyak persoalan, terutama keberadaan kelompok jihad yang disinyalir sebagai bagian dari organisasi jihad internasional Al-Qaidah.

Di wawancara selama sekitar satu jam tersebut, Syaikh Abu Muhammad Al-Jaulani menegaskan bahwa proyek JN bukanlah lahir mendadak, melainkan produk dari sejarah panjang jihad. Ia kembali ke zaman Nabi Muhammad saw dan para sahabatnya. Setelah jatuhnya Kekaisaran Utsmani, umat Islam menunggu momen seperti ini, untuk mengembalikan otoritas Allah di muka bumi, ungkapnya.
Al-Jaulani menguatkan penegasannya itu dengan menghubungkan semua pengalaman jihad sejak tahun 60-an. Bahwa ada kaitan erat antara gerakan-gerakan Islam dan peristiwa di Mesir tahun 60-an dan Suriah tahun 80-an. Amir JN ini mengatakan bahwa jihad di Afganistan lahir dari peristiwa tahun 60-an di Mesir dan peristiwa tahun 80-an di Suriah. Dari Afghanistan inilah, jihad beralih ke Irak. Dan dari Irak ini jihad berpindah ke Suriah hari ini.
Tentang sejarah Jabhah Nusrah masuk ke Suriah,  Al-Jaulani menjelaskan bahwa ketika revolusi Suriah pecah, Al-Jaulani berbicara kepada Amir Daulah Islam Irak [ISI] tentang urgensi dan kedalaman sejarah bumi Syam. Lalu Syaikh menanyakan, apa yang akan  Daulah Islam Irak dalam revolusi Suriah ini. Dari perbincangan itulah, Syaikh Al-Jaulani pada bulan Agustus 2011 berpindah tugas ke Suriah. Tepatnya, setelah 5 bulan dari awal revolusi. Ketika itu, menurut penuturannya, jumlah mereka hanya tujuh atau delapan tentara Daulah, yang asli kelahiran Suriah.
”Kami memulai kerja di Damaskus, pada 27 Desember 2011, dengan menghantam kantor keamanan wilayah, kantor cabang Intelijen Angkatan Udara, Security branch, dan Kementerian Dalam Negeri. Kami juga menghantam staf-staf penting rezim,” ungkapnya.
Menurut Al-Jaulani, sebelum revolusi, Suriah belum siap menerima Jabhah Nusrah. ”Masyarakat sangat jauh untuk menerima pendekatan ekslusif kami…. Tetapi, pecahnya revolusi telah menghilangkan banyak hambatan untuk masuk ke tanah yang diberkati ini. Masyarakat Suriah telah berubah dan akan ada fase pra dan pasca jatuhnya rezim. Dan setelah dunia mengabaikan mereka, inkubator rakyat [Suriah] ini tidak memiliki pilihan kecuali bersama mujahidin.”
Al-Jaulani mengakui bahwa ”orang-orang di sini (Suriah) jauh dari ide mengangkat senjata dan juga dari ideologi kami. Namun, revolusi membuka jalan bagi kami untuk sampai ke tanah yang diberkati ini.”
Menurut Al-Jaulani, Jabhah Nusrah membagi musuh menjadi 3 bagian utama: bagian pertama adalah cabang-cabang keamanan, yang merupakan tulang punggung dari sistem. Kedua adalah jajaran militer. Ketiga, para pejabat negara.
Al-Jaulani yakin bahwa berbicara tentang masa depan politik Suriah saat ini adalah bahasan yang prematur. Ada orang yang melompat dan tidak tahu fase-fase yang akan dilewati.
Tentang persepsi minoritas, Al-Jaulani menjawab,  “Minoritas selalu ada di tengah-tengah umat Islam sejak 1400 tahun lalu dan juga di negeri ini. Ada sistem Islam yang memberikan hak dan kewajiban kepada umat Islam dan ada hak dan kewajiban bagi minoritas [di pemerintahan Islam]. Ada juga orang yang menginginkan kami menamainya sebagai muslim, tetapi tidak mau aturan Islam dan tidak ridha kepada Allah [sebagai pemilik hukum]. Nantinya, Majelis Hilli wal Aqdi akan menyajikan pesetujuan kepada setiap kelompok dan menangani mereka berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah.”
Menanggapi isu akhir-akhir ini rezim Bashar mengalami kemajuan, Al-Jaulani mengatakan bahwa Bashar tidak mengalami kemajuan, tetapi mencoba untuk maju di Aleppo dan itu pun dihadang. Upaya terakhir mereka gagal. Rezim mengadopsi gaya baru, yaitu infiltrasi. Dalam hal ini, Rezim bekerja dengan membentuk kelompok-kelompok kecil. Jalur lalu lintas di Homs ditutup oleh mujahidin. Dan ada kemajuan di pihak mujahidin yang signifikan di sana, tetapi tidak ada media yang menyebutkannya.
Kemajuan mujahidin juga terjadi di kota Daraa. Kota tersebut dan wilayah sekitarnya telah dibebaskan secara keseluruhan. Banyak wilayah di Deir Zur juga telah dibebaskan, lantas manakah yang disebut kemajuan Bashar? Pertempuran mujahidin telah mncapai 60-70 % dan krisis akan segera berakhir, ungkapnya optimis.
Statistik Al-Jaulani menunjukkan bahwa sejauh ini korban dari rezim Bashar, yang ia sebut “Nushairiyah” adalah 400-500 ribu orang.
Beralih ke pertemuan internasional Jenewa 2,  Al-Jaulani menganggap “Barat membuka jalan bagi Jenewa dengan dukungan media untuk melawan kami. Barat memberikan kesempatan kepada  rezim [Bashar] untuk bertahan. Pertemuan Jenewa merupakan upaya untuk menghidupkan kembali Sistem [Bashar]…. Sistem internasional sedang mencoba untuk menghidupkan kembali rezim Suriah. Ini adalah upaya yang mustahil dan tidak akan diterima oleh siapa pun, bahkan anak-anak Suriah.
Setiap orang yang berpartisipasi di Jenewa adalah mitra dalam darah yang mengalir [di Suriah]. Kami tidak akan mengakui solusi apa pun yang dikeluarkan dari Jenewa. Semua orang di Jenewa diwawancarai untuk masyarakat [Suriah], tetapi orang-orang di sini tidak diberi hak untuk menuntut darah dan kehormatan mereka. Mereka semua adalah ”tentara” satelit sistem internasional yang tidak akan pernah menerima alternatif sekte Nushairiyah untuk memerintah negara ini. Mungkin saja, Jenewa akan merekomendasikan agar Bashar keluar, lalu salah satu dari sekte Nushairiyah masuk untuk memimpin negeri ini, yang mewakili kepentingan mereka.”
Al-Jaulani melihat semua rezim Sunni dalam bahaya, terutama setelah AS dan Iran berkoalisi sebagai sekutu untuk melawan sekutu baru.
Ada konflik di wilayah tersebut [Irak] antara kekuatan Yahudi dan Safawi, dan Amerika diam-diam setuju dengan Iran sejak lama. Buktinya Amerika menyerahkan Irak kepada Iran.
Al-Jaulani juga mengatakan bahwa ”pengumuman intervensi Hizbullah di Suriah mendorong kami untuk pergi ke Lebanon untuk melindungi kaum Sunni di Lebanon. Dan masuknya Hizbullah secara terbuka ke Suriah adalah kebodohan politik yang sangat besar.”
Adapun sengketa yang terjadi antara JN dan ISIS, Al-Jaulani melihat itu sebagai hanyalah perselisihan antara anggota keluarga di dalam satu rumah. ”Perselisihan itu telah disampaikan kepada Amir kami. Ayman Al-Zawahiri. Perselisihan ini terlalu dibesar-besarkan dan jauh dari kenyataan sesungguhnya.  Itu sejatinya persoalan kecil saja. Perselisihan telah berakhir pada hasil yang telah didengar oleh semua pihak, yaitu pemisahan yang telah diumumkan oleh guru kami, Syaikh Al-Zawahiri. Kami berkomitmen terhadap semua perintah petinggi kami, Syaikh Ayman Al-Zawahiri, semoga Allah melindunginya.”
Dari hasil wawancara tersebut, kiblat.net dapat meringkasnya dalam poin-poin penting berikut ini:
1.    Jabhah Nusrah masuk ke Suriah setelah 5 bulan dari awal revolusi dan hanya terdiri atas tujuh atau delapan orang asli kelahiran Suriah.
2.    Tidak ada pilihan bagi rakyat Suriah kecuali bersama mujahidin, setelah sekian lama dunia mengabaikan mereka dalam krisis.
3.    Orang-orang di Suriah jauh dari ide mengangkat senjata dan jauh dari ideologi Al-Qaidah, namun revolusi Suriah mengubah mereka.
4.    Minoritas non-muslim akan diperlakukan sesuai dengan Quran dan Sunnah.
5.    Mujahidin tidak akan mengakui solusi yang muncul dari Jenewa 2 dan itu merupakan upaya untuk menghidupkan kembali rezim Bashar Asad.
6.    Kabar bahwa Bashar Asad mengalami kemajuan akhir-akhir ini adalah berita yang tidak benar.
7.    Rezim Suriah mengadopsi gaya baru, yaitu infiltrasi ke oposisi dengan membentuk kelompok-kelompok kecil,
8.    Pertempuran di Suriah telah mencapai 60-70 % dan krisis akan segera berakhir.
9.    Setiap rezim Sunni saat ini berada dalam ancaman setelah Amerika dan Iran berkoalisi.
10.    Masuknya Hizbullah Lebanon secara terbuka ke Suriah adalah kebodohan politik yang sangat besar.
11.    Perselisihan ISIS dan JN adalah perselisihan anggota keluarga di dalam satu rumah.
sumber : kiblat.net

0 komentar:

Posting Komentar