Al-Maliki menyerukan kepada Parlemen Irak untuk mengumumkan kondisi darurat perang setelah jatuhnya kota Mosul, propinsi Niniveh ke tangan kelompok-kelompok jihad dan mujahidin suku-suku Ahlus Sunnah.
Al-Maliki juga mengumumkan mobilisasi militer yang menyeluruh untuk mengusir “teroris Islam” dari seluruh wilayah yang mereka kuasai.
Kantor berita AFP mengutip pernyataan seorang pejabat pemerintahan Irak bahwa Dewan Kementrian telah menempatkan Tentara Nasional Irak dalam kondisi “siaga penuh” di seluruh wilayah Irak.
Sebelum keputusan Dewan Kementrian tersebut, Ketua Parlemen Irak Usamah An-Nujaifi telah mengumumkan pada Selasa (10/6) pagi bahwa “propinsi Niniveh telah jatuh secara menyeluruh ke tangan kelompok-kelompok bersenjata”. Pasukan keamanan Irak telah melarikan diri dari pertempuran di Mosul, sehingga markas-markas komando militer, gudang-gudang senjata dan amunisi, penjara-penjara dan Bandara Mosul sepenuhnya jatuh ke tangan mujahidin Ahlus Sunnah.
Dalam konferensi pers yang digelar pada hari yang sama An-Nujaifi menyerukan kepada semua elemen politik di Irak untuk menghalau “serangan terorisme ini, mengerahkan segala hal yang diperlukan dan meminta bantuan kepada dunia internasional” untuk menghentikan bahaya dari kemajuan mujahidin Ahlus Sunnah. Ia menjelaskan bahwa “kelompok-kelompok bersenjata tengah bergerak menuju propinsi Shalahuddin untuk mendudukinya”.