arrisalah13.blogspot.com - Dalam sebuah hadits, Rasulullah sholallohu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Ketahuilah bahwa roda Islam itu sesungguhnya selalu berputar. Maka, berputarlah bersama Islam ke manapun dia berputar. Al Quran dan penguasa akan terpisahkan. Sesungguhnya akan ada di antara kalian raja-raja yang memerintahkan untuk kepentingan pribadi mereka dan bukan untuk kepentingan kalian. Apabila kalian tidak menaati mereka, maka mereka akan membunuh kalian. Jika kalian menaati mereka, maka mereka akan menyesatkan kalian. “ Para sahabat bertanya, “apa yang harus kami lakukan ya Rasulullah?” Rasulullah menjawab “lakukanlah seperti apa yang dilakukan oleh para pengikut Isa ‘alaihis salam, mereka digergaji dan disalib di atas kayu… Mati karena menaati Alloh lebih baik daripada hidup dalam maksiat.”
Ustadz Fathi Yakan rohimahulloh berkata bahwa perubahan Islami yang merupakan tujuan pokok dalam amal Islami tidak mungkin terwujud tanpa jihad, tanpa usaha membentuk generasi mujahid, dan tanpa menegakkan tanzhim jihadi. Melakukan perubahan adalah tugas yang sangat berat, bahkan kian hari kian bertambah berat. Penyebabnya adalah karena pemegang kendali negeri-negeri muslim saat ini memiliki beraneka ragam ideologi yang bertentangan dengan Islam dan mereka bersahabat erat dengan musuh-musuhnya.[1]
Sebagaimana yang disampaikan Syekh Sa’id Hawwa rohimahulloh dalam kitabnya “ Jundulloh Tsaqofan wa Akhlaqon”, bahwa kemurtadan kaum muslimin secara massif dapat terjadi yakni ketika kaum muslimin secara sadar dan rela memberikan loyalitas (wala’) kepada orang-orang kafir dari kalangan Yahudi dan Nasrani. Dalam era penindasan global yang sekarang terjadi dengan kode Perang Global Melawan Teroris atau Global War On Terorism dimana secara sepihak Israel dan Amerika serta para sekutunya mendefinisikan teroris adalah setiap orang atau kelompok Islam yang berjihad melawan mereka, maka arus pemurtadan ini menjadi kasat mata dan nampak terang benderang.
Perubahan seperti inilah yang isyaratkan Al Qur-an sebagai perubahan yang negatif, dimana Alloh Azza wa Jalla berfirman:
(siksaan) yang demikian itu adalah Karena Sesungguhnya Alloh sekali-kali tidak akan meubah sesuatu nikmat yang Telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu meubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri[621], dan Sesungguhnya Alloh Maha mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al Anfaal: 53)
Ibnu Katsir rohimahulloh menerangkan dalam tafsirnya tentang ayat ini sebagai berikut: “ Alloh Ta’ala memberitahukan keseimbanganNyayang sempurna dan keadlianNya dalam HukumNya, bahwa Dia tidak akan merubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkanNya kepada seseorang melainkan karena dosa yang dilakukannya. Ayat diatas seperti firman Alloh, “Sesungguhnya Alloh tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Alloh menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (QS. Ar Ra’du: 11). “ Maka kondisi kaum muslimin seperti sekarang sebenarnya juga dikarenakan perilaku kaum muslimin sendiri yang banyak mengingkari nikmat-nikmat Alloh yang dianugerahkan kepada mereka, terutama justru karena Ummat Islam hari ini yang tidak menerapkan ajaran Islam secara utuh dan menyeluruh. Akibatnya, bukan saja terjadi perpecahan internal yang demikian hebatnya namun musuh-musuh islam dengan mudahnya menguasai dan menjajah secara bengis dan serakah seluruh potensi dan kekayaan negri-negri kaum muslimin.
Hanya karena ketulusan dan kecintaan terhadap Islam sajalah yang bisa mendatangkan pertolongan Alloh agar menyelamatkan kita dari arus deras kemurtadan ini, wallohul musta’an. Pembantaian keji para thoghut kiwari yang dialami ummat Islam diberbagai belahan negri-negri muslim, yach…kita dibantai di negri-ngeri kita sendiri, sebagaimana yang terlihat sejak bercokolnya Zionis di Palestina , masuknya tentara Uni Sovyet Komunis dulu di Afghanistan dan sekarang tentara Sekutu (NATO), embargo obat-obatan yang membunuh tidak kurang dari 1,5 juta bayi-bayi kaum muslimin di Iraq dan dilanjutkan pembantaian ahlus sunnah dengan masuknya tentara AS serta dilanggengkan pleh pemerintahan boneka AS yang Rafidhi dan milisi Jaisyul Mahdi-nya Muqtada Sadr yang Syi’ah, terus ke Somalia, Ethopia hingga masuknya dua negara Komunis terbesar saat ini- China dan Rusia- bersama Garda Revolusi Iran yang bersinergi dengan milisi-milisi Syiah bersenjata dari Libanon, Yaman, Irak. Mereka habis-habisan mempertahankan thoghut Bashar Asad di Suriah. Semua kejadian keji dan memilukan yang dialami ummat Islam di akhir zaman pastinya tidak mungkin tertulis dalam artikel yang singkat ini. Yaa Alloh, kuatkan kami dan ummat kami…..
Jejeran fakta yang mencoreng wajah kemanusiaan era akhir zaman ini pada kenyataannya tidak serta merta mampu menggugah nurani apalagi menghidupkan nyali dan keberanian kebanyakan kaum muslimin untuk segera bertaubat dan berbuat bagi perubahan kondisi ummat. Masya Alloh! Pada saat sesungguhnya kewajiban berjihad telah menjadi fardu ‘ain, para penguasa negri-negri muslim malah terus larut dalam ‘pergaulan’ Internasional yang menipu dalam institusi PBB . Mereka mengharapkan solusi dari para biang keonaran terjadinya berbagai kekejaman di muka bumi dengan penjajahan dan perampasan kekayaan negri-negri muslim. Mereka melabelkan negri –negri kafir yang menjarah tanah air mereka sebagai negara sahabat, wallohul musta’an!
Pada kondisi ummat yang larut dalam budaya syahwat seperti terjerembabnya ratusan juta pemuda-pemudi Islam pada konser-konser musik, pameran aurat, rajin berkhalwat dengan lawan jenis dengan agenda yang pasti diberbagai lokasi taman atau hiburan, meninggalkan kajian-kajian ilmu agama kecuali yang ramai dan menghibur dari para da’i-dai yang kondang tapi miskin penerapan dalam kesehariannya. Dalam pada itu, para ‘Alim kita yang konsisten dengan kebenaran justru semakin berkurang, entah karena mereka dipanggil Alloh Jalla wa ‘Alaa ataupun mereka yang pada akhirnya terserap dalam pusaran kekuasaan duniawi.
Sementara itu, dari sedikit ummat Islam yang sadar ilmu dan keadaanpun tidak luput dari sekian tumpuk kelemahan baik yang fundamental maupun yang kecacatan yang bukan substansial. Sungguh pada kondisi yang parah ini, kita semakin dapat memaknai betapa besarnya rahmat Alloh Jalla wa ‘Alaa bagi kaum muslimin dan kemanusiaan secara umum. IA tetap saja mengirimkan berbagai tanda-tanda kebesaranNya agar manusia mau kembali kepada ajaranNya yang agung. Disaat bersamaan penderitaan kaum muslimin terjadi, IA membangkitkan para MujahidNya untuk rela berkorban dan berjuang bersama kaum muslimin yang tertindas di berbagai pelosok negri-ngeri muslim. Inilah bukti kebenaran Alloh Azza wa Jalla dalam firmanNya:
“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, Maka kelak Alloh akan mendatangkan suatu kaum yang Alloh mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah Lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Alloh, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Alloh, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Alloh Maha luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.”(QS. Al Maa-idah: 54)
Juga sabda Nabi Muhammad sholallohu ‘alaihi wa sallam tercinta:
“Akan selalu ada sekelompok dari ummatku yang dzohir diatas kebenaran, mereka tidak peduli dengan orang-orang yang menyelisihi dan mentelantarkan mereka hingga terjadi qiamat.”
Syekh Musthafa Halimah Abu Bashir at Turthusy hafizhohulloh yang sekarang sedang merajut amaliyah jihadiyah di Suriah dalam bukunya Thaifah Manshuroh berkata:
“Serta banyak lagi hadits-hadits dan nash-nash lain yang menunjukkan eksistensi Tha`ifah Manshurah ini, bahwasanya mereka senantiasa tampil membela kebenaran .. dan bahwasanya mereka diberi pertolongan, tidak menggoyahkan tekad mereka orang yang memusuhi mereka ataupun orang yang menelantarkan mereka .. hingga hari kiamat tiba.”
Keberadaan Tha`ifah ini, tidak diragukan lagi, mempunyai dampak pengaruh yang positif dalam jiwa orang-orang mu`min yang tertindas di muka bumi; membangkitkan harapan dan keyakinan di dalam jiwa mereka akan pertolongan Alloh Ta`ala dan janji-Nya, dan bahwa akhir kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang mu`min yang benar keimanannya –walaupun di kemudian hari kelak– meskipun kebatilan bersimaharajalela, menjadi besar tentara dan kekuasaannya.
Di dalamnya juga terdapat khabar buruk bagi semua thaghut-thaghut di muka bumi yang memancangkan bendera permusuhan dan peperangan terhadap Islam dan kaum muslimin .. bahwa tipu daya mereka dan perang mereka tidak berguna sama sekali bagi mereka .. bahwa ia akan balik mengenai mereka sendiri .. dan bahwasanya mereka, meski telah berusaha semaksimal mungkin, maka kemenangan tetap untuk kalimat Alloh saja .. walaupun setelah beberapa masa nanti.
Ribuan penguasa tiran dan lalim –di sepanjang perjalanan masa– telah memancangkan peperangan dan permusuhan terhadap Islam dan kaum muslimin.. mereka menggerakkan ratusan ribu tentara untuk memeranginya .. namun di mana gerangan mereka .. di mana gerangan harta mereka yang melimpah ruah, yang mereka kerahkan untuk memalingkan manusia dari jalan Alloh .. dan di mana agama Alloh .. jika mereka bisa melihat?!!
Mereka semua telah pergi dan binasa menjadi kayu bakar neraka jahannam, dan jahannam adalah seburuk-buruk tempat kembali .. sedangkan agama Alloh Ta`ala terus tumbuh berkembang, tinggi, luas dan tersebar ke seluruh penjuru negeri dan ke segenap anak bangsa .. meskipun orang-orang kafir tidak menyukainya!!
Bukankah itu menunjukkan bahwa ada tangan maha kuat yang telah menjamin kelangsungan, penjagaan dan pertolongan bagi agama ini .. ?! Ya benar, jika mereka mengetahui!
Orang-orang Kafir dan Munafik ‘berjihad’ di Jalan Syetan
Yang harus kita sadari bahwa orang-orang kafir dan munafik pada dasarnya berjuang untuk mempertahankan kekufuran mereka dengan bersungguh-sungguh melalui berbagai cara. Seperti disebutkan dalam Al Qur-an, Alloh Ta`ala berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang kafir, menafkahkan (menggunakan) harta mereka untuk menghalangi (manusia) dari jalan Alloh. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian akan menjadi penyesalan bagi mereka, kemudian mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam neraka Jahannamlah orang-orang kafir itu dikumpulkan.”(Qs Al Anfaal 36)
Maka sebagaimana ciri Thaifah Manshuroh dalam Qur-an Surat Al Maa-idah (5) ayat 54 setelah kecintaan sejati kepada Alloh yang sempurna, adalah berjihad di jalan Alloh dan tidak takut celaan dari orang-orang yang suka mencela. Oleh karena itu, siapapun yang memohon kepada Alloh Azza wa Jalla agar dikelompokkan dalam Thaifah Manshuroh atau Generasi 554 (yakni singkatan dari Al Qur-an Surat ke-5 ayat ke-54) hendaknya mengazzamkan diri untuk sipa berkorban dan berjuang dalam Jihad dijalanNya yang mulia. Wallohu Ta’ala a’lamu bis showwab.
Ngruki, Rajab 1434- Jelang Ramadhan Mubarok
Oleh Ustad Abu Fatih Abdurahman. S
Oleh Ustad Abu Fatih Abdurahman. S
sumber : Bumisyam
0 komentar:
Posting Komentar