arrisalah13.blogspot.com - Kabul – Pejuang Islam Taliban mengancam akan membunuh anggota Loya Jirga jika mereka mengizinkan AS untuk mendirikan pangkalan militer permanen di Afghanistan melampaui batas waktu penarikan pasukan asing pada 2014, PTV melaporkan.
Ancaman datang saat pemimpin sipil dan anggota dewan tetua suku ata lebih dikenal sebagai Loya Jirga berkumpul di Kabul pada minggu ketiga bulan November. Mereka berkumpul dalam rangka untuk memutuskan, apakah akan mendukung kesepakatan yang memungkinkan sejumlah tentara AS tetap berada di negara itu setelah 2014.
Pada hari Senin, juru bicara Taliban, Zahibullah Mujahid , mengatakan penandatanganan perjanjian Bilateral Security Agreement ( BSA ) antara Kabul-Washington akan menjadi pengkhianatan bagi Afghanistan.
Presiden Hamid Karzai baru-baru ini mengatakan kepada media bahwa dia tidak siap untuk menandatangani kesepakatan jika tidak sesuai dengan kepentingan dan tujuan Afghanistan.
Namun, Presiden mencatat bahwa pemerintahnya akan mematuhi keputusan majelis.
Pertemuan itu terjadi, setelah beberapa putaran pembicaraan antara Washington dan Kabul pada kesepakatan keamanan tidak menghasilkan apa-apa. Kedua belah pihak tetap berselisih mengenai masalah kekebalan hukum bagi tentara Amerika.
Washington mengatakan tidak akan ada kesepakatan tanpa kekebalan hukum, sementara Kabul menganggapnya sebagai pelanggaran kedaulatannya.
Kabul dan Washington juga berselisih atas tuntutan AS terkai hak untuk melakukan operasi militer sepihak, dan bagaimana AS memberi jaminan untuk melindungi Afghanistan.
Perkembangan terbaru, memupus harapan Amerika bahwa pakta dapat dengan cepat diselesaikan .
Sementara itu, beberapa partai politik Afghanistan baru-baru ini mengutuk pasukan pimpinan AS karena melakukan kejahatan tak termaafkan terhadap perempuan dan anak-anak Afghanistan sejak invasi negara pada tahun 2001 .
Gerakan Islam Afghanistan Partai dan beberapa faksi politik lain telah mengeluarkan sebuah pernyataan bahwa situasi akan menjadi lebih buruk, bila AS mendirikan pangkalan di Afghanistan.
sumber : kiblat.net
0 komentar:
Posting Komentar