Rabu, 26 Februari 2014

Terjemahan Tanggapan Syaikh Abu Mu'adz Atas Tuduhan al-Jaulani


By on 18.52


Terjemahan Tanggapan Syaikh Abu Mu'adz Atas Tuduhan al-Jaulani


بسم الله الرحمن الرحيم

Al-Hajru Ad-Dani ‘ala Kalamil ‘Ashi al-Jaulani
Sentilan atas Perkataan Si Pembangkang al-Jaulani
Oleh Syaikh Abu Mu'adz Asy-Syar'iy
Komentar singkat dan bantahan sederhana atas pernyataan si pembangkang al-Jaulani yang dipenuhi dengan kedustaan dan perkataan mengada-ngada terhadap manhaj Daulah, komandan dan tentaranya. Wallahul Musta’an dan kepada-Nya lah kami bertawakkal dan tiada dan upaya kecuali atas izin-Nya.


Tuduhannya bahwa Daulah Membunuh Abu Khalid As-Sury
Saya katakan: Sesungguhnya menuduh Daulah membunuh Abu Khalid As-Sury tanpa bukti kuat atau menunggu pernyataan resmi Daulah atau membenarkan penafian sebagian komandannya di twitter ,  dan bersandar pada musuh-musuh Daulah dalam.
Ini adalah tuduhan kriminal besar yang dinisbatkan kepada Daulah, membuat tuduhan dengan cara bathil, dan tergesa-gesa menuduh orang berbuat kriminal kepada orang lain atas dasar prasangka, provokasi dan hawa nafsu. Na’udzu billah
Nabi shallalahu ‘alaihi wasallam bersabda:”Bukti-bukti harus dihadirkan oleh penuduh dan sumpah harus diutarakan oleh yang menolak”. Semua dakwaan yang dialamatkan kepada orang harus berdasarkan bukti.
Karena Islam sangat menjaga hak-hak kaum muslimin dan menjadikannya termasuk hal yang utama. Telah benar datangnya dari Nabi shallalahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau bersabda pada khutbah al-Wada’ pada hari yang disaksikan”Wahai manusia dengarkanlah perkataanku, karena sesungguhnya aku tidak mengetahui apakah aku berjumpa dengan kalian setelah tahun ini atau tidak. Wahai manusia sesungguhnya darah, harta dan kehormatan kalian haram (tidak halal dirampas.red), sampai kalian bertemu Rabb kalian, sebagaimana haramnya (terhormatnya) hari ini, bulan ini”
Maka kehormatan muslimin terlindungi tidak boleh bagi seseorang melecehkannya dan menjelekkannya. Maka bagaimanakah dengan kehormatan mujahidin yang dilecehkan dan dijelekkan?
Kemudian mengapa menjadikan darah Abu Khalid As-Sury sebagai barang dagang, sedangkan pelakunya tidak diketahui, dan kemudian menyepelekan darah komandan mujahidin yang gugur di tangan shahawat pengkhianat?
Di mana tangisan kalian untuk Syaikh Abdul Aziz al-Qathary, yang kedudukannya tidak kurang dari Abu Khalid As-Sury, wahai Jaulani?
Di manakah investigasi kasus pembunuhannya, sanksi untuk pembunuhnya, (hal itu diketahui secara pasti). Karena pembunuhnya adalah shahawat.
Di manakah pujian untuk Syaikh Mujahid Hajji Bakr, yang diutus oleh Amirmu al-Baghdadi bersamamu, kemudian beliau mendirikan Jabhahmu, memberikan untukmu perencanaan kemudian engkau memisah darinya dan dibunuh oleh shahawatmu. Kami tidak mendengar suara darimu. Karena beliau dari petinggi Daulah wahai Jaulani.
Di manakah investigasi pada pembunuhan Hajji Mari’ dan membongkar dokumen pembunuhnya. Karena beliau menolak memerangi Daulah.
Cukuplah berdagang dengan darah para petinggi dan memanfaatkannya untuk kepentingan pribadi dan jadilah munshif (adil) bagi dirimu sendiri dan ikhlas kepada Rabbmu. Ketahuilah Allah akan menyingkap pengkhianat dan mensucikan barisan mujahidin darinya. Wallahul musta’an
Penafsiran Shahawat
Jaulani berkata dalam mengartikan shahawat:”Sesungguhnya Shahawat di Irak mereka yang meninggalkan memerangi Amerika dan Rafidhah. Dan mereka memerangi mujahidin bersama musuh-musuh. Adapun di Suriah, siapa yang meninggalkan perang melawan Nushairyyah dan memerangi orang yang memerangi Nushairiyyah”.
Kemudian ia menganggap mustahil adanya shahawat di Irak, demikian prasangkanya. Sesungguhnya proyek shahawat Suriah berjalan seperti shahawat Irak abk pinang di belah dua. Dan orang yang mengikuti bagaimana berdirinya shahawat Irak, faktor berdirinya, tujuannya, simbol-simbolnya dan negara-negara yang mendukungnya serta juru fatwa yang menolongnya, ia akan mendapati shahawat Suriah keluar dari fentilasi yang sama.
Seorang pakar dokumen (rekam jejak)  shahawat Irak, Dr Akram Hijazi, berkata tentang shahawat Suriah:” Skema yang sama, wajah yang sama, masyayekh yang sama, simbol yang sama, pasukan yang sama, orang-orang rujukannya sama, kalimat-kalimat provokasinya sama, negara-negara yang menciptakan shahawat Irak, sekarang mereka yang membuat shahawat di Suriah!! Dan mungkin saja, La qadarallah, dana yang sama”.
Syaikh Usamah bin Ladin taqabbalahullah berkata dalam makalahnyan As-Sabilu li ihbathil mua’marot (Jalan Menggagalkan Konspirasi)
“Sebagaimana Penguasa Riyadh merayu/memperdaya petinggi Hamas, maka begitu pula mereka memperdaya jamaah-jamaah jihad di Irak. Mereka memberikan jalan bagi sebagian anggota jamaah-jamaah itu untuk bergerak dengan tenang di negara Teluk dan mencari dukungan, tapi bukan resmi. Ini yang ditolak oleh jamaah. Akantetapi pemberlangsungan dukungan atas nama penggalangan dana dari sebagian ulama dan dai yang tidak resmi.
Dan kebanyakan mereka adalah orang-orang loyalis negara dalam upaya merealisasikan kepentingan negara di Irak, dengan membentangkan karpet di bawah kaki mujahidin. Maka tugas ulama-ulama itu adalah membujuk para pemimpin kelompok perlawanan tersebut untuk rela dengan pemerintah persatuan nasional. Terlebih peran mereka untuk menyiarkan propaganda melawan Daulah Islam Irak dan memerangi mereka sebisa mungkin melalui kampanye sengit baik secara media maupun militer.”
dan inilah yang sama pesis terjadi di Suriah.
Kemudian apakah ingatanmu sudah lupa bahwa al-Jaisy al-Islamy as-Surury di Irak wahai Jaulani, perannya memerangi Daulah Islam Irak dan siapa yang mendukungnya, berdiri di belakangnya dan memberikan selamat atas perjuangannya.
Mereka itulah ulama yang sama, negara-negara yang sama dan para pendukung yang memberikan selamat kepada saudara mereka di Suriah, “al-Jabhah al-Islamiyyah”!!
Syaikh Abu Sa’ad An-Najdy, salah satu murid senior Syaikh al-Utsaimin, berkata dalam makalahnya Waqafat Syar’iyyah Ma’a Tasykil al-Jabhah al-Islamiyyah
“Tidak ada bedanya apa yang terjadi pada malam dan pagi hari. Sungguh apa yang terjadi kemrin di Irak, sekarang terulang di Suriah. Karena jihad di Irak dimulai menjelang runtuhnya Shaddam. Kemudian muncullah Jama’ah At-Tauhid wal Jihad di bawah kepemimpinan Abu Mush’ab Az-Zarqawi setelah lengsernya Shaddam.
....Cukuplah berdagang dengan darah para petinggi dan memanfaatkannya untuk kepentingan pribadi dan jadilah munshif (adil) bagi dirimu sendiri dan ikhlas kepada Rabbmu. Ketahuilah Allah akan menyingkap pengkhianat dan mensucikan barisan mujahidin darinya.......
Maka ketika para masyayekh itu melihat kemunculan jamaah ini, mereka bersegera membentuk al-Jaisy al-Islamy dari sekelompok petinggi militer Shaddam. Mereka memilih al-Janabi sebagai pemimpin, sebelumnya bekerja sebagai imam masjid di Emirat, mereka memilihnya sebagai amir kelompok ini. Sebelumnya hubungannya dengan Abu Mush’ab baik dan mendukung. Ketika Abu Mush’ab membai’at Syaikh Usamah, maka mulai lah mereka memerangi Abu Mush’ab dan menuduhnya dengan ghuluw dan menyepelekan darah muslimin. Karena ia bergabung dengan Al-Qaidah. Kemudian ia menyulut api fitna antara Abu Mush’ab dengan al-Jaisy al-Islamy dan faksi-faksi jihad yang memeliki pengaruh terhadapnya.
Mereka berusaha untuk menyatukan mujahidin di Irak. Beberapa thalabatul ilm yang terpercaya mengatakan itu kepadaku. Akantetapi ulama-ulama itu menggugurkan upaya tersebut. Dan membual di channel-channel tv bahwa mereka memegang mandat untuk amir al-Jaisy al-Islamy yang akan didengar dan ditaati. Yang mengatakan ini adalah Abu Malik Abdullah Ar-Rayyis. Dan beberapa pentolan mereka berbicara terang-terangan di hadapan puluhan ulama dan dai bahwa ia pergi keSuriah dan bertemu beberapa petinggi al-Jaisy al-Islamy dan yang membawa dana untuk mereka adalah Walid Ar-Rusyudy.
Adalah Nashir al-Umar mengajak di majlisnya untuk mendukung al-Jaisy al-Islamy baik secara lisan maupun materiil hingga al-Jaisy memerangi Daulah Islam Irak dan tidak berlepas diri darinya sekalipun tentara al-Jaisy diporak-porandakan.dan info ini kuat dan disaksikan oleh orang yang bergabung bersama mereka. Bahkan salah seorang intelijen dengan terang mengatakan kepada salah seorang ikhwah bahwa Saudi mensupport al-Jaisy al-Islamy untuk menghantam al-Qaidah di Irak. Maka adakah bukti yang lebih jelas dari ini bahwa mereka memerangi mujahidin di jalan Allah?
Begtiu juga dengan komandan al-Jaisy al-Islamy. Ia datang ke Saudi dan berkeliling menemui ulama untuk menjelek-jelekkan Daulah Islam Irak tanpa ada penangkapan dari pemerintah Saudi terhadapnya.
Jubir al-Jaisy al-Islamy, Ibrahim Asy-Syamry, tinggal di Yordania dan memberikan pernyataan terang-terangan. Setelah muncul serangan dahsyat dari ulama-ulama itu kepada Daualah Islam Irak di internet, mereka berniat menulis pernyataan untuk menjatuhkan kebasahan Daulah Islam dengan ditandatangani pada pertemuan mereka yang masyhur.
Namun Allah menolak mereka dan mereka pun merugi, karena Syaikh Abdurrahman al-Barrak menolak untuk menandatangani pernyataan tersebut. Mereka pun menjalankan makar lain dengan menandatangai pernyataan dari kalangan mereka dan selain mereka. Dalam pernyataan tersebut mereka meminta untuk menghentikan peperangan di Irak. Demikianlah mereka lakukan secara zahir.
Namun di balik itu, mereka terus menyulut api fitnah dan perang dengan dukungan intelijen hingga mereka masuk di al-Jaisy al-Islamy dengan dukungan pasukan dan pesawat Amerikadalam rangka memerangi Daulah Islam. Maka mereka banyak mujahidin dan berbuat kerusakan di muka bumi.
Pada akhirnya, al-Jaisy al-Islamy terpecah menjadi 3 kelompok:
Golongan pertama bergabung dengan Daulah Islam setelah mengetahui permainan kotor tersebut.
Golongan kedua membuat kelompok Jasyul Furqon dan bersumpah untuk membantu Daulah. Namun ada juga dari mereka yang bergabung dengan Daulah
Golongan ketiga menjadi shahawat dan menyusu kepada Amerika.
Maka ketika terjadi hal seperti ini di Irak dan mencoreng aib di muka mereka, maka mereka berlepas diri dari al-Jaisy al-Islamy secara dusta. Maka tengoklah sejarah wahai saudaraku. Karena di dalamnya terdapat pelajaran. Jika engkau mengetahui model mereka di Irak, maka ketahuilah model mereka tidak jauh beda dengan di Suriah. Akantetapi dengan perbedaan muka dan nama. Maka pergilah al-Janabi bersama orang-orangnya dan datanglah Alush bersama orang-orang . maka didukunglah ia oleh ulama-ulama yang didukung oleh 3 tiga negara yang di belakang mereka Amerika.
Tujuan mereka bukanlah membebaskan Suriah dan menerapkan syari’at Islam, akantetapi memerangi Daulah Islam Irak dan Syam dan melemahkannya hinga mereka tidak sampai untuk memerangi yahudi.
Maka mereka sekarang mengarangkan moncong senjata kepada mujahidin. Karena ia adalah musuh berbuyutan mereka. Adapun ketiga negara tersebut dan Amerika, maka permusuhan mereka terhadap mujahidin yang tulus sangatlah terkenal dan ketakutan mereka pada mujahidin pun masyhur.
Adapun ulama-ulama itu, mereka adalah hizbiyyun yang loyal kepada seseorang karena memusuhi mujahidin dan memusuhi seseorang karena loyal kepada mujahidin. Kerja mereka hanya menyerang Daulah Islam dan Al-Qaidah di mana saja. Karena manhaj Daulah dan Al-Qaidah menyingkap kebobrokan manhaj ulama-ulama itu dan ketidaktulusan mereka menasehati umat.
Kemudian siapa yang sibuk memerangi Nushairiyyah wahai Jaulani?
Bukankah saat Daulah manaklukkan front a-Sahil, dan hanya seidikit jarak dari Qardahah, maka Liwa Ahfad ar-Rasul membuka front tersebut dengan menyerang Daulah di Raqqa. Dan setelah itu Shaddam al-Jamal, komandannya, mengaku kepada Daulah tentang konpirasi memerangi Daulah oleh Komite Staf Iblis.
Bukankah ketika Daulah menaklukkan reef Hama dan desa-dsa Daar, Liwa Ashifah Asy-Syamal menyerang Daulah di reef Aleppo dan mengalihkan perang dari Nushairiyyah?
Bukankah saat Daulah dengan di bawah pimpinan Umar al-Shishani menuju Der al-Zor untuk membebaskannya penuh bersama seruba tentaranya, pasukan Jamal Makruf, Affasy Hayyan dan FSA menyerang Daulah di Aleppo dan Idlib. Mereka membunuh dan menawan muhajirin serta melecehkan kehormatan muhajirah. Laa haula walaquwwata illa billah
Sesungguhnya engkau tidak mengakui adanya shahawat karena tentara nasional Nushairy adalah kejahilanmu yang jelas  terhadap pengertian shahawat seolah-olah engkau tidak berada di Suriah.
Di manakah engkau dari Liwa Ahfad Ar-Rasul yang mengumumkan secara resmi, melalui komandan mereka Shaddam al-Jamal di Asy-Syarqaiyyah, kolaborasi mereka bersama SNC Iblis memerangi Daulah?
Di manakah engkau dari tentara komite staf Iblis dan komite al-Jarba yang menyatakan di Jenewa bahwasanya mereka memerangi Daulah dengan bekerjasama dengan negara-negara sahabat.
Sesungguhnya proyek shahawat adalah proyek yang luas, yang dikelola oleh negara dan pemerintah. Dan tujuan mereka yang utama adalah menyerang proyek Islam yang terepresentasika pada Daualah Islam.
Komandan Abu Muhammad al-Adnani, semoga Allah meneguhkannya, dalam risalah yang berjudul Lan Yadhurrukum illa adza, mengatakan:
“Sesungguhnya proyek kami dilawan oleh diua proyek. Pertama negara sipil demokrasiyang didukung oleh ideologi-ideloggi kufur dengan berbagai macam kepentingan dan sistem. Kedua negara nasionalis yang dianggap Islami. Proyek ini didukung oleh dana dan fatwa ulama Alu Salul (Saudi) dan pemerintahan Teluk serta direkayasa oleh intelijen. Dan tidak pengaruh orang-orangnya berjenggot dan pakiannya cingkrang. Pemerintah yang berdamai dengan yahudi dan menjaga perbatasannya”
Mereka adalah orang-orang yang menampakkan persaudaraan dalam akidah dan bahwasanya mereka menginginkan Daulah Islam berfharap mereka aman dan menyembunyikan harapan agar thoghut mereka aman. Allah Ta’ala berfirman (Kelak kamu akan dapati (golongan-golongan) yang lain, yang bermaksud supaya mereka aman dari pada kamu dan aman (pula) dari kaumnya)
Tuduhan Daulah Menolak Menrapkan Syari’at
Al-Jaulani berkata tanpa dasar:”Apakah kalian tidak mendengar dari shahawat yang meminta kalian untuk menerapkan syari’at dalam pertikaian yang terjadi. Kemudian Daulah Islam tidak memenuhi seruan itu, sedangkan shahawat menerima. Sungguh mengherankan!”
Saya katakan: Orang yang tinggi dan renah pun tahu kalau Daulah Islam tidak berdiri melainkan untuk menerapkan syari’at. Dan permsuhan dunia kepadanya tidak lain karena ia menolong syari’at.
Dan saya sungguh heran terhadap dusta yang didengungkan oleh Jaulani tentang Daulah tanpa malu, sedangkan mereka mengajarinya tauhid dan syari’at. Dikeluarkan oleh ibnu Abi Hatim di Muqaddimah al-Jarh wat Ta’dil, al-Hakim di Ulumul Hadits dan al-Baihaqi di Syu’abul Iman Dari jalur Muhammad bin Muslim bin Warah al-Razi berkata: Aku berada bersama Abu Hatim Al-Razi Muhammad bin Idris di sisi Abu Zur’ah saat menjelan kematian.
Aku katakan kepada Abu Hatim, kemrilah hingga kita mentalkinkannya syahadat. Maka abu Hatim berkata: saya malu pada Abu Zur’ah menalkinkannya syahadat. Akantetapi mari kita kita mengingatkan hadits, mungkin saja beliau mengatakannya. Lalu Muhammad bin Muslim berkata: Telah emnceritakan kepada kami Abu
‘Ashim An-Nabil, berkata: telah menceritakan kepada kami Abdul Hamid bin Ja’far... maka aku kaget dengan hadits itu hingga seolah-olah saya belum pernah membaca dan mendengarnya. Kemudian Abu Hatim memulai. Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Basysyar, berkata: telah menceritakan kepada kami  Abu ‘Ashim An-Nabil, dari Abdul Hamid bin Ja’far, maka hal itu membuat ia kaget seolah-olah ia belum pernah mendengarnya. Maka Abu Zur’ah mengisyaratkan agar beliau didudukkan. Beliau pun duduk. Lalau berliau berkata: telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar, berkata: telah menceritakan kepada kami Abu ‘Ashim An-Nabil, berkata : teklah menceritakan kepada kami Abdul Hamid bin Ja’far dari Shalib bin Abi Arib dari Katsir bin Murrah dari Mu’adz bin Jabal berkata, Rasululullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata:”Barangsiapa yang akhir kalimatnya laa ilaaha illallah” keluarlah ruh Abu Zur’ah sebelum beliau mengucapkan “dakhalal jannah”.
Seolah-olah Abu Hatim mengatakan bagaiman aku mau mentalkinkan syahadat kepada orang yang menghabiskan hidupnyauntuk tauhid. Ya , itulah akhlak malu yang dicontohkan oleh pendahulu kita yang bertaqwa.
Dan orang-orang seperti Dr Yusuf al-Ahmad, Dr Iyad al-Qunaibi dan Dr Hamid Al-Aly selalu menuntut Daulah Islam yang tidak tegak kecuali untuk menegakkan syari’at Allah. Daulah ini, yang di bawah panjinya telah gugur lebih 40 ribu orang terbaik, hadir untuk menegakkan syari’at Allah di setiap daerah-daerahnya.
Saya katakan: Sesungguhnya Daulahtidak menolak berhukum dengan syari’at untuk meredam pertikaian. Akantetapi ia menlak mahkamah independen yang dibawa oleh kaum itu yang bersumber dari pola pikir mereka.
Daulah menolak mahkamah yang dibuat ini bukan berarti menolak syari’at, karena perduksian mahkamah ini terhadap syari’at adalah sebuah kejahilan terhadap hakekat syari’at. Dan Daulah mengajak untuk berhukum kepada Mahkamah Gabungan , Hakim dari mereka dan Hakim dari Daulah. Dan inilah yang dimaksud Al-Qur’an dan diterapkan oleh salafushshalih radhiyallahu ‘anhum.
Sungguh Rabb kita telah memerintahkan mengadakan Mahkamah Gabungan dan tidak mewajibkan kepada kita mahkamah independen kalian. (Hakam dari keluarganya(suami) dan Hakam dari keluarganya (isteri)). Dan sahabat Nabi menerapkan ayat tersebut pada perang shiffin dan mengutus hakim dari kedua belah pihak. Maka Ali bin Abi Thalib mengutus Abu Musa sebagai Hakim dan Mua’awiyah mengutus Amru bin al-‘Ash.
Dan komite ini yang dibuat oleh dua sahabat yang agung dan dinamakan hari ini adalah Mahkamah Gabungan.
Kalau saja apa yang didengungkan Jaulani dan kawan-kawannya bahwa Mahkamah Independen itu wajib, maka harusnya Ali bin Abi Thalib dan Mu’awiyah berhukum kepada seseorrang yang tidak memihak dan menjauhi fitnah, di mana Ibnu Umar dan sahabat yang lain tidak ikut perang. Maka Jaulani secara tidak langsung harus mengatakan bahwa apa yang dilakukan oleh Ali dan Mu’awiyah adalah menyelisihi Syari’at.
Jaulani Mengkafirkan Golongan Idris dan SNC
Jaulani berkata:”Kami tidak mengingkari adanya kelompok dari orang-orang yang memerangi kalian telah jatuh dalam kekufuran dan kemurtadan. Sebagaimana Staff FSA dan SNC serta yang berdiri di atas proyek Tentara Nasional”
Saya kataka:”Bukankah Daulah tidak memerangi kecuali mereka dan orang-orang yang membantu mereka memerangi Daulah, wahai Jaulani?”
Inilah engkau telah mengkaui kekufuran dan kemurtadan Staf FSA dan SNC. Maka atas dasar apa engkau berkoalisi bersama mereka memerangi Daulahdi dua wilayah, al-Khair dan al-Barakah,? Apa hukumnya orang yang membantu kafir dan murtad memerangi mujahidin? Apa hukumnya orang yang kafir dan murtad itu dalam syari’at Allah? Apakah dibunuh sebagaimana yang disepakati oleh umat atau berhukum kepada mahkamah independen yang engkau dengung-dengungkan?
Tuduhan Daulah Takfir
Jaulani berkata:”Inilah jamaah-jamaah yang engkau kafirkan atas dasar kebodohan”
Saya katakan: sesungguhnya jamaah-jamaah yang diperangi Daulah Islam Irak dan Syam di Suriah ada beberapa macam
Pertama jamaah-jamaah yang bekerja atas instruksi SNC yang engkau tetapkan kekufuran dan kemurtadannya. Maka ini adalah kelompok murtad dan kafir tanpa ragu bagi orang yang selamat akidahnya dan akalnya.
.....Kalau saja apa yang didengungkan Jaulani dan kawan-kawannya bahwa Mahkamah Independen itu wajib, maka harusnya Ali bin Abi Thalib dan Mu’awiyah berhukum kepada seseorrang yang tidak memihak dan menjauhi fitnah, di mana Ibnu Umar dan sahabat yang lain tidak ikut perang. Maka Jaulani secara tidak langsung harus mengatakan bahwa apa yang dilakukan oleh Ali dan Mu’awiyah adalah menyelisihi Syari’at......
Kedua jamaah-jamaah yang tidak bekerja di bawah instruksi SNC yang engkau bilang kafir dan murtad, akantetapi terbukti wala/loyalitas mereka kepada orang kafir dan murtad dari penguasa Arab dan lainnya. Maka hukum mereka sebagaimana golongan yang pertama. Akan tetapi kekufuran kelompok pertama mughllazh.
Ketiga jamaah-jamaah yang tidak terbukti loyalitas mereka kepada orang kafir dan murtad, akantetapi mereka membangkang kepada Daulah Islam, ia mengusir pemuda-pemuda Daulah dan memerangi mereka serta melecehkan muslimah. Wallahul musta’an
Maka mereka bukanlah orang murtad dan tidak ada seorang pun yang menganggapnya demikian. Tapi mereka kelompok baghiyah yang mengancam darah dan kehormatan. Maka Allah berfirman (Maka perangilah kelompok yang membangkang) [al-Hujurat:8].
Jika engkau memahami kelompok membangkang ini, maka engakau akan mengatahui bahwa mereka adalah pembegal, kriminil dan penjahat yang merusak di muka bumi.
Maka kamu akan memahami bahwa Daulah Islam tidak sembarangan mengkafirkan orang. Maka apa lagi yang engkau ingkari dari Daulah Islam wahai Jaulani?
Maka jika engkau mengingkari pengkafiran SNC, yang engkau kafirkan sendiri, dan mengkafirkan orang yang loyal kepadanya dan orang yang loyal kepada penguasa Arab, maka saat itu yang palingutama bagimu adalah mempelajari aqidah ahlussunnah wal jama’ah sebelum engkau memegang komando dan kepemimpinan.
Dan jika engkau menganggap bahwa Daulah Islam mengkafirkan kelompok baghiyah yang menyerang darah tentara Daulah dan kehormatan wanita mereka yang tidak terbuktinkekafiran dan kemurtadan mereka, maka adalah kedustaan.
Ini akhir yang dapat kami sampaikan untuk menanggapi perkataan Jaulani dan kami tinggalkan perkataan Jaulani yang lain karena begitu parahnya dan nampaknya dusta dan kebathilan Jaulani.
Wallahul Musta’an kepada-Nya lah kita bertawakkal, dan tidak ada daya dan upaya kecuali atas izin Allah.
Selasa 25 Rabi’ Ats-Tsani 1435 H atau 25 Februari 2014

Alih Bahasa Abu Asybal Usmah
NB : Redaksi tidak secara utuh kami terjemahkan. Namun mayoritas redaksi pernyataan Syakh Abu Mu’adz kami terjemahkan dan mewakili poin-poin penting.
sumber : http://www.voa-islam.com/read/international-jihad/2014/02/26/29272/terjemahan-tanggapan-syaikh-abu-muadz-atas-tuduhan-aljaulani/#sthash.CRITaxrR.dpbs

0 komentar:

Posting Komentar