JAKARTA -- Wakil Ketua Dewan Pembina Partai
Demokrat, Marzuki Alie kurang setuju bila upaya menaikan elektabilitas
Partai Demokrat dilakukan dengan cara menggulingkan Anas Urbaningrum
dari posisi ketua umum.
“Sebaiknya kita duduk bersama bagaimana Demokrat menjadi lebih baik ke depan,” kata Marzuki, Selasa (4/2).
Marzuki meminta seluruh pimpinan partai mulai dari jajaran dewan pembinan hingga DPP tidak sembarangan memberikan pernyataan ke publik. Menurutnya, persoalan internal partai mesti diselesaikan lewat mekanisme internal.
“Urusan internal jangan diungkapkan. Selesaikan dengan kepala dingin,” imbuh Marzuki.
Ketua DPR itu mengakui isu korupsi menjadi salah satu penyebab merosotnya elektabilitas partai politik di Indonesia. Apalagi bila isu korupsi melibatkan tokoh-tokoh penting di struktur pengurus partai.
Namun, ia meminta semua pihak menghormati jalannya setiap proses hukum. “Saya tidak mau berpolemik,” katanya.
Marzuki juga menghormati pernyataan Sekretaris Dewan Pembina Partai Demokrat, Jero Wacik yang menyarankan Anas Urbaningrum mundur. Menurutnya pernyataan Jero bisa jadi muncul karena kegelisahan dari seringnya nama Anas disebut dalam kasus hukum.
“Kita hargai (Jero Wacik) pernyataan peribadi. Mungkin gerah ketua umum (Anas) terus dikait-kaitkan,” ujarnya.
Menurut Marzuki semua partai di Indonesia sedang mengalami nasib yang sama. Kadang partai berada di puncak popularitas kadang berada di bawah. Namun semua ini harus disikapi secara bijaksana dan pikiran jernih.
Semua pihak, masih kata Marzuki, harus berpedoman pada aturan hukum. “Saya rasa semua partai sama. Ada naik ada turun. Selagi bisa berpikiran sehat pasti bisa diselesaikan,” katanya.
Lebih jauh Marzuki berharap semua pihak menghormati kinerja KPK. Selama KPK belum menempatkan Anas sebagai tersangka, maka menggulingkan Anas bukanlah jalan keluar terbaik bagi partai.
“Belum dinyatakan (tersangka) KPK, tidak bisa langsung mengganti (Anas),” seloroh Marzuki mengakhiri.
sumber : REPUBLIKA.CO.ID
“Sebaiknya kita duduk bersama bagaimana Demokrat menjadi lebih baik ke depan,” kata Marzuki, Selasa (4/2).
Marzuki meminta seluruh pimpinan partai mulai dari jajaran dewan pembinan hingga DPP tidak sembarangan memberikan pernyataan ke publik. Menurutnya, persoalan internal partai mesti diselesaikan lewat mekanisme internal.
“Urusan internal jangan diungkapkan. Selesaikan dengan kepala dingin,” imbuh Marzuki.
Ketua DPR itu mengakui isu korupsi menjadi salah satu penyebab merosotnya elektabilitas partai politik di Indonesia. Apalagi bila isu korupsi melibatkan tokoh-tokoh penting di struktur pengurus partai.
Namun, ia meminta semua pihak menghormati jalannya setiap proses hukum. “Saya tidak mau berpolemik,” katanya.
Marzuki juga menghormati pernyataan Sekretaris Dewan Pembina Partai Demokrat, Jero Wacik yang menyarankan Anas Urbaningrum mundur. Menurutnya pernyataan Jero bisa jadi muncul karena kegelisahan dari seringnya nama Anas disebut dalam kasus hukum.
“Kita hargai (Jero Wacik) pernyataan peribadi. Mungkin gerah ketua umum (Anas) terus dikait-kaitkan,” ujarnya.
Menurut Marzuki semua partai di Indonesia sedang mengalami nasib yang sama. Kadang partai berada di puncak popularitas kadang berada di bawah. Namun semua ini harus disikapi secara bijaksana dan pikiran jernih.
Semua pihak, masih kata Marzuki, harus berpedoman pada aturan hukum. “Saya rasa semua partai sama. Ada naik ada turun. Selagi bisa berpikiran sehat pasti bisa diselesaikan,” katanya.
Lebih jauh Marzuki berharap semua pihak menghormati kinerja KPK. Selama KPK belum menempatkan Anas sebagai tersangka, maka menggulingkan Anas bukanlah jalan keluar terbaik bagi partai.
“Belum dinyatakan (tersangka) KPK, tidak bisa langsung mengganti (Anas),” seloroh Marzuki mengakhiri.
sumber : REPUBLIKA.CO.ID
0 komentar:
Posting Komentar