Jumat, 17 Mei 2013

Penangkapan Terduga "Teroris", TK-SDIT Ulul Albab Weleri Tidak Terkait


By on 19.26


arrisalah13.blogspot.com - Kendal  –  Pemberitaan serta peristiwa penangkapan tujuh Muslim oleh Densus 88 pada Rabu (5/5/2013), membawa dampak negatif yang sangat membahayakan bagi umat Islam. Tidak terlepas juga, TK-SDIT Ulul Albab, yang berlokasi di daerah TKP, ikut tercemar.
Kepada reporter lasdipo.com, seorang siswi Muhammadiyah Weleri yang tidak mau disebut namanya, menyesalkan sikap masyarakat Islam di sekitarnya terhadap peristiwa yang terjadi.

"Saya menemukan banyak cibiran dan desas-desus yang tidak sedap di kalangan masyarakat setempat tentang TK-SDIT Ulul Albab," ujarnya saat dikontak oleh lasdipo.com melalui ponsel pada Rabu (15/5/2013).
"Ada yang mengatakan juga kalo SDIT Ulul Albab merupakan sekolah yang mendidik anak menjadi teroris," tambahnya lagi.
Tidak sebatas itu, dengan terjadinya peristiwa ini, masyarakat sekitar turut mengecam cadar, jenggot dan celana cingkrang (ujung kain celana di atas mata-kaki). "Mereka memvonis teroris bagi siapa saja yang melazimkan sunnah Nabi dan perintah Allah yang berupa cadar ini," pungkasnya.
BERGERAK MURNI DI BIDANG PENDIDIKAN
Dari salah seorang staf pengajar di Ulul Albab, reporter lasdipo.com mendapatkan informasi yang aktual tentang TK-SDIT yang beralamatkan di jalan Bahari, Kelurahan Karanganom, Kecamatan Weleri, Kabupaten Kendal ini.
Mewakili kepala sekolah, guru yang tidak ingin di expose identitasnya mengatakan, "Tidak benar jika ustadz-ustadzah/guru kami disini ditangkap oleh densus 88."
Membantah stigma yang muncul di kalangan masyarakat pasca penangkapan, guru tersebut mengatakan bahwa SDIT adalah lembaga yang murni mendidik anak menjadi generasi yang berakhlakul karimah dan berilmu, "Jadi, tidak ada sangkut pautnya dengan Radikalisme."
Diketahui sebelumnya, pada kasus penangkapan oleh Densus terhadap Muslim yang baru diduga teroris ini pada Rabu (5/5/2013), seluruhnya berjumlah 7 orang dan mengakibatkan dua syahid - insya Allah, begitulah kami berbaik sangka, dan kami tidak mensucikan seseorang pun dihadapan Allah
Dari ketujuhnya, Bayu/Ucup, yang insya Allah syahid dalam peristiwa tersebut, merupakan suami dari Bu Qonaah, Ustadzah yang dulunya pernah mengajar di SDIT Ulul Albab, kepala bidang Tahfidzhul Quran, sebelum mengundurkan diri tiga bulan yang lalu.
Narasumber menguatkan bahwa suami ustadzah tentu tak ada kaitannya dengan lembaga, dan mengakhiri kalimatnya, "Istrinya aja ketika di konfirmasi ndak tau aktifitas suaminya, apalagi lembaga yang murni bergerak di bidang pendidikan ini."

sumber : lasdipo

0 komentar:

Posting Komentar