Jumat, 17 Mei 2013

Kajian Ilmiyah :: Fiqh Jihad TAFSIR SURAT AL ANFAL : 01


By on 19.39


arrisalah13.blogspot.com - Topik pelajaran pertama surat ini adalah menjelaskan hukum Allah mengenai harta rampasan perang yang diperoleh kaum muslimin dalam jihad mereka di jalan Allah. Hal ini setelah terjadi perdebatan internal diantara para peserta perang Badar tentang system pembagiannya. Kemudian Allah mengembalikan pembagian harta rampasan perang itu kepada hukum dan keputusan-Nya. Ini sebagaimana Dia juga mengembalikan mereka untuk bertakwa kepada-Nya, menaati-Nya, patuh kepada rasul-Nya dan mengumpulkan rasa iman dan takwa dalam hati mereka.

Kemudian mereka diingatkan terhadap apa yang mereka kehendaki buat diri mereka dari kafilah dan harta rampasan itu. Juga kemenangan dan peperangan yang Allah kehendaki buat mereka. Diingatkan pula bagaimana jalannya peperangan itu, padahal jumlah mereka sedikit dan persiapannya tidak memadai. Sedangkan musuh mereka banyak jumlahnya dan persiapannya memadai.
Selain itu, mereka diingatkan bagaimana Allah memantapkan mereka dengan memberikan pertolongan dengan mengirim malaikat, menurunkan hujan untuk mereka minum dan mandi serta menjadikan kerasnya tanah di bawah mereka sehingga tidak berdebu. Juga dijadikannya mereka mengantuk sehingga membuat mereka tenang dan tentram. Dan bagaimana Dia menimbulkan rasa takut dalam hati musuh-musuh mereka dan menurunkan siksaan yang pedih kepadanya.
Oleh karena itu, diperintahkan-Nya kaum muslimin supaya bersikap mantap dalam setiap peperangan meskipun pada mulanya mereka terpana oleh kekuatan musuh. Pasalnya, pada hakekatnya Allahlah yang membunuh lawan, yang memanah dan yang mengatur. Sedangkan mereka hanyalah sebagai alat pelaksanaan qadar dan qudrat Allah saja. Mereka hanya digunakan Allah untuk melakukan apa yang dikehendaki-Nya.
Kemudian diejeklah kaum musyrikin yang sebelum peperangan meminta keputusan. Lalu, ditimpakan kepada mereka bencana dari golongan yang lebih sesat dan memutuskan kekeluargaan. Allah berfirman kepada mereka, jika kamu (orang-orang musyrikin) mencari keputusan, maka telah datang keputusan kepadamu; dan jika kamu berhenti. Maka Itulah yang lebih baik bagimu dan jika kamu kembali, niscaya Kami kembali (pula) dan angkatan perangmu sekali-kali tidak akan dapat menolak dari kamu sesuatu bahayapun, biarpun Dia banyak dan Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang beriman. (QS. Al anfal:19)
Allah melarang kaum mukmin menyerupai sikap orang-orang munafik yang mendengar tetapi tidak mendengar karena tidak memenuhi perintah.
Pelajaran ini disudahi dengan mengulang beberapa seruan kepada orang-orang yang beriman, supaya memenuhi panggilan Allah dan rasul ketika mereka diseru kepada sesuatu yang menghidupkan hati dan pikiran mereka, meskipun dibayang-bayangi oleh kematian dan peperangan. Diingatkan-Nya bagaimana dulu mereka berjumlah sedikit dan lemah kondisinya serta takut dibunuh musuh. Kemudian allah melindungi mereka dan membinasakan musuh-musuh mereka dengan pertolongan-NYa.
Allah akan menjadi furqon ‘daya pembeda’ di hati mereka dalam seluruh gerak mereka jika mereka bertakwa kepada-Nya. Disamping itu akan dihapuskan kejelekan-kejelekan mereka dan diampuni dosa-dosa mereka. Lebih dari itu, mereka juga menantikan karunia Allah yang bila dibandingkan dengan harta rampasan maka harta rampasan itu kecil dan tak bernilai.
Harta rampasan dan sifat-sifat orang beriman yang sebenarnya
يَسْأَلُونَكَ عَنِ الأَنفَالِ قُلِ الأَنفَالُ لِلّهِ وَالرَّسُولِ فَاتَّقُواْ اللّهَ وَأَصْلِحُواْ ذَاتَ بِيْنِكُمْ وَأَطِيعُواْ اللّهَ وَرَسُولَهُ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ -١- إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَاناً وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ -٢- الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلاَةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَ -٣- أُوْلَـئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقّاً لَّهُمْ دَرَجَاتٌ عِندَ رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ -٤-
1. Mereka menanyakan kepadamu tentang (pembagian) harta rampasan perang. Katakanlah: "Harta rampasan perang kepunyaan Allah dan Rasul, oleh sebab itu bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah perhubungan di antara sesamamu; dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu adalah orang-orang yang beriman."
2. Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.
3. (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.
4. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki (nikmat) yang mulia.
Dalam perkenalan secara global terhadap surat ini, sudah kami sebutkan beberapa riwayat tentang sebab turunnya ayat-ayat ini. Kemudian kami tambahkan riwayat-riwayat lain untuk menambah kesan tentang suasana ketika surat ini diturunkan secara keseluruhan. Juga ayat-ayat yang berkenaan dengan harta rampasan perang secara khusus. Tidak lupa juga kami paparkan sifat-sifat riil kaum muslimin dalam menghadapai perang besar yang pertama setelah berdirinya daulah islamiah madinah.
Dalam tafsirnya ibnu katsir mengatakan bahwa Imam Abu Dawud, An Nasa’ie, Ibnu Jarir, Ibnu Mardawih, Ibnu Hibban dan Hakim meriwayatkan dari beberapa jalan dari Dawud Bbin Abi Hind, dari Ikrimah dari Ibnu Abbas bahwa ia berkata, “Pada waktu perang badar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa berbuat begini dan begini maka ia akan mendapatkan ini dan ini.” Maka para pemuda bergegas turut berperang dan tinggalah orang-orang tua yang bernaung di bawah bendera. Setelah mendapatkan harta rampasan maka datanglah mereka untuk meminta harta rampasan perang yang diperuntukkan untuk mereka. Lalu orang-orang tua berkata, “jangan mengabaikan kami, karena kami menjadi mantel bagi kalian. Kalau kalian terdesak tentu akan kembali kepada kami.” Lalu mereka bertengkar. Kemudian Allah menurunkan ayat, “Mereka menanyakan kepadamu tentang (pembagian) harta rampasan perang. Katakanlah: "Harta rampasan perang kepunyaan Allah dan Rasul, oleh sebab itu bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah perhubungan di antara sesamamu; dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu adalah orang-orang yang beriman."
Ats Tsauri meriwayatkan dari al Kalbi, dari abu shalih dari ibnu Abbas bahwa ia berkata, “Pada waktu perang badar, Rasulullah bersabda,“Barangsiapa membunuh seorang musuh, maka ia mendapatkan begini dan begini dan barangsiapa membawa seorang tawanan maka ia mendapatkan ini dan ini.” Maka datanglah abu Yasir dengan membawa dua orang tawanan. Lantas dia berkata, “Wahai rasulullah, mudah-mudahan Allah memberi rahmat kepadamu. Engkau telah berjanji kepada kami.”
Lalu Saad bin Ubadah berdiri dan berkata, “Wahai rasulullah kalau engkau berikan kepada mereka itu, niscaya sahabat-sahabatmu tidak mendapatkan apa-apa lagi. Sesungguhnya yang menghalangi kami melakukan hal ini bukan karena kami tidak menginginkan pahala atau takut kepada musuh. Tetapi kami berada di tempat ini hanya untuk menjagamu karena kami takut musuh akan menelikung dari belakang.” Kemudian mereka bertengkar. Lalu turunlah firman Allah Ta’ala, “Mereka menanyakan kepadamu tentang harta rampasan perang, katakanlah harta ramapasan itu kepunyaan allah dan rasul ……………….. “ kata Ibnu Abbas dan turun pula firman Allah:
وَاعْلَمُواْ أَنَّمَا غَنِمْتُم مِّن شَيْءٍ فَأَنَّ لِلّهِ خُمُسَهُ وَلِلرَّسُولِ وَلِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَابْنِ السَّبِيلِ إِن كُنتُمْ آمَنتُمْ بِاللّهِ وَمَا أَنزَلْنَا عَلَى عَبْدِنَا يَوْمَ الْفُرْقَانِ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعَانِ وَاللّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ -٤١-
“Ketahuilah, Sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang, maka sesungguhnya seperlima untuk Allah, rasul, kerabat rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnussabil, jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqaan, Yaitu di hari bertemunya dua pasukan. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Al Anfal: 41)
Imam Ahmad mengatakan bahwa telah diceritakan kepadanyaya oleh Abu Muawiyah, dari abu Ishak asy syaibani, dari Muhamad bin Abdullah ats tsaqafi, dari Saad bin Abi Waqqas ia berkata, “Pada waktu perang badar, ketika saudaraku umair terbunuh, maka saya bunuh Sa’id ibnul ‘Ash. Lalu saya ambil pedangnya dan pedang itu bernama dzul kasyifah. Saya bawa pedang itu kepada nabi dan beliau bersabda, “Pergilah dan lemparkan pedang itu ke dalam kumpulan harta rampasan perang sebelum dibagi.” Lalu, saya kembali dengan perasaan bergejolak karena terbunuhnya saudaraku itu dan diambilnya harta rampasanku. Maka, tidak lama setelah saya berjalan, turunlah surat al Anfal. Kemudian Rasulullah bersabda kepadaku, “Ambillah rampasanmu.”
Imam Ahmad juga menceritakan bahwa telah diceritakan kepadanya oleh Aswad bin Amir dari Abu Bakar dari Ashim bin Abi Nujud. Dari Mush’ab bin Sa’ad dari Sa’ad bin Malik ia berkata, “Wahai rasulullah, Allah telah menyembuhkan saya dari serangan kaum musyrikin hari ini. Maka berikanlah pedang ini kepadaku.” Beliau menjawab, pedang ini bukan milikku dan milikmu, maka letakkanlah ia.” Kemudian saya letakkan pedang itu, lalu saya kembali. Saya berkata, Mudah-mudahan pedang ini akan diberikan kepada orang yang tidak menghadapi cobaan seperti saya.
Tiba-tiba ada seseorang yang memanggil saya dari belakang. Saya berkata (dalam hati). Apakah Allah telah menurunkan sesuatu berkenaan dengan saya? Rasulullah bersabda, Engkau tadi minta pedang itu. Padahal ia bukan milikku, maka ia sekarang kuberikan kepadamu. Dan Allah menurunkan ayat ini,
يَسْأَلُونَكَ عَنِ الأنْفَالِ قُلِ الأنْفَالُ لِلَّهِ وَالرَّسُولِ (١)
mereka menanyakan kepadamu tentang (pembagian) harta rampasan perang. Katakanlah: "Harta rampasan perang kepunyaan Allah dan Rasul.imam abu dawud, tirmidzi dan Nasa’ie meriwayatkannya dari beberapa jalan dari abu Bakar bin Iyasy. Imam tirmidzi berkata, “Hadits ini hasan sahih.”
Riwayat ini menggambarkan kepada kita suasana ketika diturunkannya ayat-ayat surat al anfal itu. Sungguh merinding seseorang ketika melihat para peserta perang badar membicarakan harta rampasan perang. Padahal, mereka adalah kaum muhajirin yang telah rela meninggalkan segala sesuatu untuk berhijrah guna menyelamatkan akidah mereka, tanpa menghiraukan kekayaan dunia sedikitpun. Sementara itu, orang-ornag anshar yang telah membantu kaum muhajirin dengan merelakan harta dan rumah-rumah mereka untuk dimakan dan ditempati bersama, tidak ada sedikitpun yang bakhil terhadap kekayaan dunia sebagaimana disinyalir Allah dalam firman-Nya:
وَالَّذِينَ تَبَوَّؤُوا الدَّارَ وَالْإِيمَانَ مِن قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِّمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَى أَنفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ -٩-
“dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) 'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang muhajirin), atas diri mereka sendiri, Sekalipun mereka dalam kesusahan. dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka Itulah orang orang yang beruntung.” (QS. Al Hasyr:9)
Akan tetapi, kita dapati sebagian tafsir membawakan beberapa riwayat yang memaparkan fenomena ini.
Harta rampasan pada waktu itu berhubungan dengan cobaan yang baik dalam peperangan. Dengan begitu, ia menjadi bukti cobaan yang baik itu. Pada waktu itu orang-orang pada berambisi mendapatkan bukti atau kesaksian ini dari rasulullah dan dari Allah, dalam peperangan pertama untuk mengobati hati mereka dari sakit hati terhadap orang-orang musyrik. Ambisi ini telah menutup dan mengalahkan persoalan lain yang dilupakan oleh orang-orang yang membicarakan surat al Anfal. Sehingga Allah mengingatkan mereka dan mengembalikan mereka kepada-Nya.
Wallahu a’lam.

sumber : lasdipo

0 komentar:

Posting Komentar