Rabu, 18 September 2013

Siapakah Habib Ali bin Umar Al-Habsyi Puger?


By on 22.21


 

Habib Ali Al-Habsyi, Pengasuh Ponpes Darus Sholihin, Puger, Kabupaten Jember.
Habib Ali Al-Habsyi, Pengasuh Ponpes Darus Sholihin, Puger, Kabupaten Jember.


Habib Ali Sudah Terkucilkan Sejak Dulu
arrisalah13.blogspot.com - Jember – Habib Ali bin Umar Al-Habsyi ini dikenal sebagai pendatang dari Bali. Kemudian ia sempat menetap sementara di Puger lalu pindah ke Balung. Kecamatan Balung bertetangga dengan Kecamatan Puger. Di Balung ia terusir sebab keyakinannya yang berbeda. Namun, saat itu media belum seramai seperti saat ini. Setelah terusir dari Balung ia sempat pindah ke Bondowoso kemudian pulang kembali ke Puger.

Menurut penuturan beberapa rekan seangkatannya, Habib Ali ini pernah berguru pada Habib Ahmad. Habib Ahmad adalah ulama sunni yang tersohor di wilayah Jember dan memiliki muruid-murid yang sangat tersohor. Namun, menurut rekan-rekannya Habib Ali dari zaman berguru kepada Habib Ahmad pun tidak akur dan dikucilkan oleh teman-teman sejawatnya.
Di Puger, Habib Ali pernah menempati berbagai posisi strategis. Ia memulai karir mengajarnya di Yayasan Al-Khoiriyah, sebuah lembaga pendidikan milik keturunan Arab-Sunni. Di sisi organisasi dan politik Habib Ali juga bukan figur sembarangan. Ia pernah menempati posisi Dewan Mustasyar NU Kencong. Bahkan, ia juga pernah menjabat sebagai anggota DPRD dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Meski menjabat sebagai orang tersohor, perjalanan Habib Ali sayangnya tak berjalan mulus. Menurut mantan Kepala Desa Puger Kulon Pak Tarno, Habib Ali pernah menyelewengkan tanah wakaf yang diamantkan kepada beliau. “Tanah wakaf yang semestinya diserahkan pada yang berhak, diselewengkan sehingga tanah tersebut menjadi atas nama Habib Ali,” ujar laporan yang sampai pada Kiblatnet.
Putera Habib Ali, Mayor (Laut) Isa Al-Mahdi ini sangat membanggakan peran Habib Ali dalam mendatangkan tokoh-tokoh besar ke Ponpes Darus Sholihin. Pensiunan dini marinir angkatan laut itu menuturkan bahwa tokoh sekaliber Hasyim Muzadi pernah diundang oleh Habib Ali dalam suatu perayaan maulid. Bahkan Anggota DPR, Ali Machsan Musa adalah orang yang menandatangani peresmian Masjid Darus Sholihin.
Meski Isa Al-Mahdi menolak mentah-mentah tuduhan bahwa pondoknya mengajarkan syiah, pada tahun 2012 lalu Habib Ali bin Umar Al-Habsyi pernah mengaku di hadapan Kesbangpol beserta sejumlah tokoh masyarakat bahwa dirinya pernah menyebarkan ajaran syiah dan menandatangani perjanjian untuk tidak mengulangi kembali, serta taubat kembali ke ajaran Islam.
Pihak MUI Kabupaten Jember sebelumnya, telah mengadakan penelitian dan klarifikasi secara mendalam terkait Habib Ali bin Umar Al-Habsyi yang ditengarai menyebarkan paham syiah kepada masyarakat. Sayangnya, fatwa ini belum tersosialisasikan secara luas. Keputusan itu dituangkan dalam Fatwa MUI Kabupaten Jember No 56/MUI-JBR/VI/2012 Tentang Paham dan Ajaran Jabib Ali bin Umar Al-habsyi Desa Puger Kulon Kecamatan Puger Kabupaten Jember yang menyatakan bahwa Habib Ali terbukti menyebarkan ajaran syiah yang sesat dan menyesatkan.
Saat ini, Habib Ali sudah berusia 70 tahun lebih. Ia tak banyak beraktifitas ke luar pondok. Sebab, untuk berjalan pun Habib Ali harus dipapah. Namun, meski terlarang ajaran yang disampaikan oleh Habib Ali di banyak kesempatan pengajian dan tabligh akbar telah meracuni pandangan sebagian kaum muslimin di Puger.
Di tengah masyarakat Puger ajaran Habib Ali sedikit demi sedikit telah merasuk ke dalam benak mereka. Hal ini bisa terlihat dalam dialog reporter Kiblat.net bersama salah seorang warga Puger. Sebut saja Y, (identitas kami samarkan) ia adalah seorang penduduk asli yang bekerja di TPI (Tempat Pelelangan Ikan) Puger.
Y, seperti kebanyakan warga Puger adalah warga ahlusunnah wal jamaah, seorang nahdliyyin tulen. Ia dan keluarganya menerima Kiblat.net dengan ramah di kediamannya saat kami baru saja tiba di Puger. Di tengah diskusi, ada ucapannya yang membuat kami tergelitik. “Memang Ali (radhiallahu anhu; red) itu lebih utama daripada sahabat lainnya. Karena berbeda dengan Abu Bakar, Umar dan Utsman. Ali tidak pernah menyembah patung. Ia masuk Islam sejak kecil,” tuturnya polos.
Saat dikonfirmasi kepada Ketua MWC NU Kecamatan Puger, KH. Agus Mudhofir menyatakan bahwa memang itulah yang disebarkan oleh Habib Ali sebagai pintu masuk seseorang untuk menjadi Syiah.
“Pemuliaan sahabat Ali dibandingkan sahabat-sahabat lainnya adalah entry point seseorang menjadi Syiah,” ujar Mudhofir yang juga peneliti ajaran Syiah ini. Menurutnya, apabila seseorang meyakini bahwa Ali memiliki keutamaan dibanding sahabat yang lain akan melahirkan fanatisme yang berujung pada pengkultusan individu. Dari fanatisme yang berlebihan itu bisa muncul ekstremisme hingga pada pencelaan para sahabat Nabi yang lain.
Demikianlah penelusuran Kiblatnet terhadap sosok Habib Ali bin Umar Al-Habsyi, yang kami yakin sosok seperti ini banyak bertebaran di bumi nusantara. Wilayah mayoritas muslim yang menjadi target utama serangan ideologi transnasional, Syiah Imamiyah.
sumber : kiblat.net
****TAMAT****

0 komentar:

Posting Komentar