arrisalah13.blogspot.com - London - Mantan kepala departemen kontraterorisme dinas intelijen Inggris MI6, Richard Barrett rupanya dejavu dengan 9/11 atau serangan di kereta bawah tanah London. Hal itu ia ungkapkan dengan memperingatkan Inggris soal 300-an warganya yang akan kembali dari Irak dan Suriah.
Peringatan tokoh intelijen yang menghabiskan lebih dari satu dekade melacak mujahidin Taliban untuk PBB itu muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran dunia terkait ancaman yang mungkin dibawa para veteran dari jihad di dua tempat akhir zaman itu.
Barrett meyakini skala ancaman yang akan dibawa para veteran perang itu tak akan mampu ditanggung dinas intelijen Inggris.
“Jika Anda bayangkan apa yang bisa dilakukan ke-300 orang itu, maka sangat mustahil (dinas intelijen) menangani mereka, bahkan untuk menangani sepertiga dari mereka saja tidak mungkin,” kata Barrett.
Salah satu bukti keterlibatan warga Inggris dalam jihad di Suriah dan Irak adalah kemunculan Nasser Muthana (20) dalam video yang baru-baru ini dirilis Islamic State of Iraq and Sham (ISIS).
Dalam video itu, Muthana dan beberapa mujahid asal Inggris dan Australia, mengajak umat muslim sedunia untuk berjihad di Irak dan Suriah.
Sang ayah, Ahmad Muthana (57), mengatakan tidak tahu menahu jika anaknya ternyata sudah berada di Suriah. Selama ini dia menyangka putranya itu berangkat ke Shrewsbury sejak tujuh bulan lalu. Putranya yang lain, Aseel (17) juga berada di Suriah.
Kedua putra Ahmed Muthana itu menjadi bagian dari ratusan warga Inggris yang memilih meninggalkan keluarga mereka dan berjihad bersama kelompok militan ISIS di Suriah dan Irak.
sumber : lasdipo
0 komentar:
Posting Komentar