Israel berada pada situasi yang tidak menguntungkan sejak dipaksa gencatan senjata dengan Hamas secara memalukan pada bulan November 2012. Dengan wilayah yang masih dalam kondisi labil, keamanan nasional Israel dan eksistensi yang berkelanjutan masih menjadi dominasi politiknya. Apa yang signifikan tentang serangan tersebut adalah lamanya durasi jet Israel yang dilakukan pada operasi itu. Serangan itu terjadi secara berkepanjangan, yang menunjukkan pada kita bahwa jet Israel tidak menyerang target tetap yang spesifik karena hal ini tidak membutuhkan misi yang berkepanjangan. Operasi ini menunggu terbukanya jendela kesempatan.
Rekaman setelah serangan Israel menunjukkan kendaraan pengangkut untuk baterai rudal anti-pesawat hancur, iring-iringan mobil ditinggalkan dan truk dan tangki setengah terbakar di antara sejumlah kendaraan lainnya. Ini merupakan pertama kalinya pemain eksternal telah ikut campur secara langsung dalam revolusi di Suriah dimana para pejuang dan kelompok mujahidin membuat perlawanan yang signifikan terhadap pasukan Bashar al-Assad sejakakhir 2012. Hal ini menegaskan tidak mungkin serangan itu ada hubungannya dengan program senjata kimia Suriah, yang para pejabat Israel telah sering menyebutnya sebagai target kemungkinan. Seperti banyak pengamat telah menyatakan, serangan itu (senjata kimia, red) akan menyebabkan kerusakan lingkungan besar-besaran dan akan mudah diidentifikasi. [5]
Sejumlah perwira intelijen Barat yang dikonfirmasi oleh majalah TIME menyebut bahwa serangan itu dilakukan karena khawatir bahwa peralatan militer canggih mungkin jatuh ke tangan mujahidin yang berjuang untuk menggulingkan pemerintah Suriah Presiden Bashar Assad [6]. Laporan itu juga menunjukkan bahwa selain serangan Israel terhadap Suriah, AS juga tertarik untuk melakukan serangan sendiri, dan mereka berencana untuk menyerang sasaran di sekitar kota utara Aleppo jika para pejuang Islam terlalu dekat dengan depot senjata kimia. [6]
Sejak November 2012 pasukan pemberontak telah membuat kemajuan signifikan yang meliputi penutupan bandara internasional Damaskus. Serangan Israel terjadi dalam konteks di mana pemberontakan Suriah dengan cepat mendekati dua tahun dan dengan sebagian besar wilayah Suriah dikuasai pemberontak. Saat antek-antek Barat dalam Koalisi Nasional Suriah gagal untuk mendapatkan traksi (daya tarik, red) apapun atas para pejuang di negeri itu, maka serangan oleh Israel dengan restu penuh dari AS itu terjadi dalam konteks pejuang pemberontak telah mendapat kemajuan yang berarti di Damaskus.
Dengan segala upaya rezim Assad juga berjuang untuk menghentikan gerak maju pemberontak, target yang diserang serta peralatan militer kemungkinan besar akan jatuh ke tangan pemberontak yang secara signifikan akan meningkatkan kemampuan mereka. Seorang analis Israel menyimpulkan dilema yang dihadapi oleh Barat saat ini: ” Para analis telah menyarankan bahwa bahaya terbesar adalah bukan penggunaan senjata kimia, tapi kemajuan para pemberontak atas penguasaan alat itu (senjata canggih, red)”. [7
Peristiwa baru-baru ini menyoroti episode awal keruntuhan rezim saat ini dan munculnya kekuatan dan dukungan bagi mujahidin yang diakui Barat sebagai ancaman dan musuh yang bisa mengacaukan Barat untuk mempertahankan kepentingan dan pengaruhnya di wilayah ini.
[1]http://sana.sy/eng/21/2013/01/31/464736.htm
[2]http://www.timesofisrael.com/syria-releases-video-showing-damage-from-israeli-attack/
[3]http://www.bbc.co.uk/news/world-middle-east-21281923
[4]http://www.jpost.com/Defense/Article.aspx?id=301877
[5]http://www.timesofisrael.com/israel-likely-didnt-target-chemical-weapons-expert-says/
[6]http://world.time.com/2013/02/01/the-fallout-from-the-air-raid-on-syria-why-israel-is-concerned/#ixzz2Jq4uW4DS
[7]http://www.thenational.ae/thenationalconversation/comment/as-rebels-make-inroads-their-friends-of-syria- are-nervous#ixzz2ErgzorFj
Sumber: annajah.net
0 komentar:
Posting Komentar