arrisalah13.blogspot.com - MOSUL, IRAK - Mujahidin Islamic State (IS), yang dua pekan lalu merebut bendungna Mosul yang mencakup Sungai Tigris di utara kota Mosul, membantah klaim bahwa pasukan Syi'ah Irak yang didukung pasukan Marxist Kurdi dan Salibis AS telah merebut kembali kendali bendungan terbesar di Irak tersebut, mengatakan mereka masih menguasai kontrol atas fasilitas tersebut.
Sebelumnya seorang jurubicara militer mengklaim hari Senin (18/8/2014) bahwa pasukan gabungan Syi'ah dan Marxist dibantu dukungna udara Salibis berhasil merebut kembali bendungan terbesar di negara itu.
Juru bicara Angkatan Darat Letjen Qassim al-Moussawi mengklaim bendungan itu telah diamankan oleh pasukan Marxist Kurdi Peshmerga dan pasukan keamanan Syi'ah Irak pada Senin tapi sisi selatan kompleks tetap diperebutkan dan bahwa pertempuran sengit sedang berlangsung untuk membebaskan daerah itu.
Setidaknya 170 bom ranjau telah dibongkar di sekitar bendungan tetapi lebih banyak lagi tetap tertanam, al-Moussawi menambahkan dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi.
Al-Moussawi mengklaim pasukan Syi'ah Irak dan Kurdi marxis "mengibarkan bendera Irak" di atas bendungan. Dia menambahkan bahwa pasukan itu didukung oleh sebuah bantuan udara gabungn tetapi tidak menentukan apakah ada serangan udara AS di daerah bendungan itu pada Senin.
Penduduk setempat dan orang lain di daerah tidak bisa segera dihubungi untuk mengkonfirmasi apakah aparat keamanan berhasil merebut kembali bendungan tersebut.
Kementerian Pertahanan Irak mengklaim pasukan keamanan "membebaskan sebagian besar Dam Mosul" dengan bantuan serangan udara AS, menambahkan bahwa pasukan bekerja sepenuhnya untuk membebaskan seluruh kompleks. Komando Sentral AS tidak akan segera mengkonfirmasi keterlibatannya.
Namun, seorang komandan Kurdi senior mengatakan kepada Associated Press bahwa pasukan Peshmerga nya telah menarik diri dari kompleks bendungan pada Senin sore karena komplek itu ditanami dengan banyak sekali bahan peledak. Dia berbicara dengan syarat anonim karena ia tidak berwenang untuk berbicara kepada media.
Dalam sebuah pernyataan Internet, Islamic State membantah kehilangan kontrol bendungan, menyebut klaim pemerintah sebagai "perang propaganda belaka." Pernyataan itu, telah diposting di sebuah situs yang sering digunakan oleh para mujahidin.
AS meluncurkan serangan udara terhadap mujahidin Islamic State di Irak lebih dari sepekan yang lalu dalam upaya untuk menghentikan kemajuan mereka di seluruh utara. Militer AS mengatakan pasukan AS melakukan sembilan serangan udara hari Sabtu dan 16 lainnya pada hari Ahad.
Perebutan bendungan oleh Islamic State pada 7 Agustus adalah bagian dari serangkaian kemenangan oleh kelompok mujahidin tersebut sebagaimana yang terlihat untuk memperluas cengkeraman mereka di Irak utara.
Keputusan untuk meluncurkan serangan udara menandai pertama langsung militer AS melakukan intervensi di Irak sejak pasukan terakhir Amerika mundur pada tahun 2011 dan mencerminkan kecemasan internasional mengenai kelompok mujahidin yang sebelumnya bernama Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
sumber : voaislam
0 komentar:
Posting Komentar