Rabu, 22 Oktober 2014

Dr Al-Muhaisini Komentari Baiat Beberapa Pemuda kepada ISIS


By on 21.01

arrisalah13.blogspot.com -– Dr Abdullah Al-Muhaisini menjelaskan sekaligus mengomentari fenomena baiat beberapa mujahidin kepada Daulah Islam (IS). Dalam pernyataan yang dilansir media Shada Syam Al-Islami, 22 Oktober 2014, ulama Saudi yang pernah diminta oleh Daulah untuk menengahi sengketa mereka dengan faksi lain di Suriah ini menjelaskan bahwa para pemuda yang berbaiat itu berada dalam pilihan yang sulit. Akhirnya lebih memilih gabung dengan Daulah.

Ada kondisi dilematis, seperti digambarkan oleh Al-Muhaisini, ketika hati para pemuda dipenuhi kerinduan tegaknya syariat Islam dan kembalinya kekhilafahan, namun ulama menjelaskan dan melarang baiat. Namun dalam posisi menunggu kepastian, faksi-faksi lain tidak menunjukkan kerja yang baik untuk merealisasikan proyeknya. Berikut ini ulasan dan pesan Dr Al-Muhaisini secara lengkap mengenai masalah ini:
Bismillahirahmanirrahim
Selama ini saya telah memilih untuk tidak berbicara tentang Daulah (IS). Sikap saya ini tidak berarti membenarkan manhajnya, tetapi sebagai tipu daya bagi tentara Salibis dan antek-anteknya dari penguasa Arab.
Akan tetapi sebuah kewajiban yang tidak bisa terelakkan mendorong saya untuk menyampaikan beberapa penjelasan ini. Allah berfirman, “Hendaknya kalian benar-benar menerangkannya pada manusia dan kalian tidak menyembunyikannya.” (Ali Imran: 187).
Sebelumnya, saya ingin menyampaikan kepada beberapa orang yang mengira bahwa sebab baiat sebagian orang kepada Daulah adalah demi harta atau jabatan! Saya katakan, tidak! Demi Allah, tidaklah itu yang mendorong mereka untuk berbaiat kepada Daulah, sejauh penilaian kami.
Mereka berhijrah dari kampung halaman karena harapan besarnya terhadap penegakan syariat Islam dan kembalinya kekhilafahan yang telah hilang. Lalu Daulah mendeklarasikan proyek khilafah ini.
Namun, ternyata para ulama mencela dan mengkritik proyek Daulah, serta melarang keras siapa saja untuk berbaiat. Orang-orang yang hendak berbaiat itu pun menahan diri dan menunggu, terutama setelah menyaksikan Daulah gampang menumpahkan darah, mengafirkan dan lainnya.
Mereka menunggu faksi-faksi Islam lain, seperti Jabhah Nusrah, Ansharuddin, Ahrar Syam, Jundu Syam dan lainnya untuk bangkit dengan proyek mereka, yang menjadi misinya selama ini.
Namun, orang-orang yang menunggu ini melihat ada kekeliruan dan keburukan organisasi, perpecahan, perselisihan dan egoisme. Tarik ulur dengan syarat-syarat yang rapuh telah menghalangi mereka untuk bersatu. Mereka pun terpecah, banyak kesalahan.
Sebaliknya para penunggu itu melihat keteraturan dan persatuan di sisi lain. Maka mereka membandingkan antara dua proyek ini, lalu memilih proyek tanzim Daulah.
Ya, itulah penyebab yang wajib disadari oleh Syaikh Al-Jaulani, Abu Jabir, pemimpin Ansharuddin serta Jundu Syam.
Para pemimpin yang saya sebut wajib mengetahui bahwa mereka bertanggung jawab di hadapan Allah atas para pemuda yang menghadapi dua pilihan pahit; Daulah yang kompak tetapi manhajnya salah atau faksi-faksi Islam lain yang manhajnya benar tetapi lemah dalam menjalankan proyeknya serta para anggotanya tidak kompak.
Karena itulah, saya katakan kepada para pemimpin:
Kalian bertanggung jawab di depan Allah atas tidak adanya persatuan kata serta realisasi proyek secara serius. Kalian akan ditanya pada hari kiamat sampai perselisihan kalian selesai dan tidak menjadi fitnah bagi para pemuda.
Apa kalian tentang duga tentang para pemuda yang berbaiat (kepada Daulah) akhir-akhir ini, bahkan para tulabul ilmi yang kita cintai sepakat dengan Daulah dalam mengkafirkan Ahrar, Liwa Tauhid, Jabhah Nusrah? Mereka juga ikut membodohkan para ulama. (Apakah sebabnya adalah Daulah?). Bukan, demi Allah! Melainkan kalianlah yang menyebabkan mereka terpaksa melakukan itu.
Berapa kali saya berbicara kepada seluruh kepemimpinan Jabhah Nusrah agar memperbaiki urusan administratif dengan sebaik-baiknya. Namun tidak ada jawaban. Misalnya masalah media dan pengelolaan wilayah.
Demi Allah, demi Zat yang jiwaku ada di tangan-Nya! Kalau ketidaksepakatan saya dengan Daulah itu karena persoalan organisasi atau administrasi, saya pasti sudah berpindah malam ini dan menginap bersama mereka. Akan tetapi, siapa yang akan mewakili saya di hadapan Allah kelak untuk menjawab tentang takfir?
Mayoritas orang yang membaiat Daulah tidak mengetahui kondisi perbedaan dalam manhaj ini. Apakah mereka benar-benar yakin dalam memvonis kafir Ahrar, Liwa Tauhid dan lainnya, serta banyak dari mereka mengkafirkan Jabhah Nusrah?
Tolok ukur kita bukanlah kemenangan-kemenangan, penundukan dan kemapanan wilayah, melainkan kebenaran manhaj yang berada di tengah-tengah antara ghuluw (ekstrem) dan irja’ (lembek) . Beberapa poin utama yang kita berbeda dengan mereka adalah:
  • Mengafirkan kaum muslimin dan ini telah dinyatakan dalam rilis resmi. Wallahu musta’an.
  • Mudahnya mereka menumpahkan darah yang terlindungi.
  • Deklarasi khilafah tanpa musyawarah kaum muslimin.
  • Tidak mau menerima usulan penyelesaian sengketa mereka dengan mujahidin lain melalui tahkim.
Jadi masalah pilihan para pemuda itu di antara dua proyek ini bukanlah karena pertimbangan kebenaran manhaj; yang bila satu salah, kita memilih lainnya yang benar. Akan tetapi itu adalah fitnah. Kita memohon kepada Allah agar melindungi kita darinya.
Saya katakan kepada saudara-saudara yang berbaiat, bila kalian mampu mengubah dan menyampaikan kebenaran, terutama dalam masalah takfir yang diyakini saudara-saudara kalian (ISIS) yang kemarin saya bersama mereka, maka ini adalah kebaikan yang besar.
Namun bila kalian tidak mampu dan malah mencair, saya memohon kepada Allah agar memperlihatkan kepada kami dan kalian kebenaran sebagai kebenaran dan menjadikan kita sebagai pengusungnya. Saya ingatkan, janganlah kalian diam dalam urusan nyawa atau takfir. Karena ini urusan besar di sisi Allah.
Saya menyampaikan nasihat untuk mujahidin secara umum barang kali banyak di antara kalian mengatakan, kami ini membuat kesempitan. Beberapa di antara kalian telah mengatakan bahwa jihad telah menjadi fitnah!
Saya jawab, benar! Jihad fitnah bagi orang yang mengikuti hawa nafsunya. Akan tetapi, jihad adalah keselamatan bagi orang yang mengikuti Pelindungnya (Allah). Fitnah yang besar sesungguhnya adalah meninggalkan medan jihad kaum muslimin, berjatuhan dan tidak menolong orang-orang yang lemah.
Wahai mujahidin, cukupkanlah diri dari mengikuti kicauan orang-orang di Twitter. Demi Allah, mereka tidaklah berdiri kecuali seperti berdirinya setan yang sedang mabuk. Apakah kalian akan mengambil agama dari kicauan orang-orang di Twitter? Bila kalian mengikuti orang yang oleh Allah kalian diperintah mengikutinya, kalian pasti jaya dan sukses. Siapakah mereka? “(Yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang(pun) selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat Perhitungan.” (Al-Ahzab: 39).
Mereka adalah para ulama. Saya menasihati kalian, bertanyalah kepada diri sendiri, di manakah para ulama? Mendekatlah kepada mereka sampai kalian menemui Rabb kalian, dan mengatakan, “Wahai Rabb, merekalah orang-orang yang kami ikuti sesuai perintah-Mu. Maka kami mengikuti mereka.”
Bertanyalah kepada Syaikh Al-Ulwan, Ath-Thuraifi, Al-Maqdisi, Al-Ghunaiman, As-Sa’d, Al-Falistini, Al-Hadusyi, As-Siba’i, Abdul Halim, Al-Ahmad, Al-Khudhair dan lainnya, maka mereka akan memberikan fatwa untukmu dalam urusan-urusan kontemporer seperti ini. Wahai mujahid, kalian berharap sukses, maka saya mengingatkan kepada kalian empat hal. Dalam hal ini saya memohonkan kepada Allah agar kalian dihindarkan darinya, yaitu:
  1. Membangun keyakinan agama dan sikap berdasarkan opini,
  2. atau berdasarkan gejala yang tampak dan perasaan,
  3. atau berdasarkan reaksi dan kesalahan orang,
  4. atau berdasarkan hadits-hadits fitnah dan yang bersifat mutasyabihat (multitafsir).
Sebaliknya bangunlah keyakinan itu dengan perkataan yang berdasar kuat. Perbanyaklah doa, “Ya Allah! Tunjukkanlah kepada Kami Al-Haq (kebenaran) itu tampak jelas sebagai kebenaran, dan karuniakanlah kepada kami (kemampuan) mengikutinya ….”
Demi Allah, bila tanzim Daulah mendapatkan petunjuk dan mencukupkan diri dari pengafiran kaum muslimin, maka itu akan membuat kami beribu-ribu kali lebih gembira daripada kegembiraan membunuh keledai-keledai Nushairiyah dan Salibis.
Kami akan tetap berperang dengan motivasi yang mendorong kami untuk meninggalkan negeri (yaitu jihad fie sabilillah dan menolong orang-orang lemah). Kami akan membela penduduk Syam dan orang-orang lemah, memberi makan yang lapar, mengusir orang yang penyerang mereka, sekuat tenaga.
Saya ulangi perkataan saya, kepada orang yang terhalang dari nikmat Allah, yakni manhaj yang pertengahan, bertakwalah kepada Allah dalam karunia yang telah diberikan kepada kalian. Satukanlah barisan kalian dan giatlah dalam menjalankan proyek kalian. Ketahuilah bahwa Allah akan menanyakannya kepada kalian. Kata-kata ini saya tulis dengan sungguh-sungguh setelah didesak oleh beberapa ikhwah. Sudah pantas bagi kami untuk mengatakan bahwa kami sudah menjelaskan dan memiliki alasan di hadapan Allah. Semoga Allah memberikan pertolongan.
Dr. Abdullah Al-Muhaisini.
sumber : kiblat.net

0 komentar:

Posting Komentar